Sukses

Janji Bupati Sidoarjo Bakal Pekerjakan Satu Terapis Pijat Difabel di Setiap Puskesmas

Subandi menjanjikan program baru yang akan menempatkan satu terapis disabilitas netra di setiap pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Diperbarui 22 Mei 2025, 14:00 WIB Diterbitkan 22 Mei 2025, 14:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta Bupati Sidoarjo, Subandi, berencana mempekerjakan satu penyandang disabilitas di setiap puskesmas. Ini merupakan upaya membuka peluang kerja bagi penyandang disabilitas di Sidoarjo.

Dalam acara audiensi bersama koalisi penyandang disabilitas di Pendopo Kabupaten Sidoarjo, Jumat 16 Mei 2025, Subandi menjanjikan program baru yang akan menempatkan satu terapis disabilitas netra di setiap pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di Kabupaten Sidoarjo.

Dalam pertemuan tersebut, Subandi menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk memperkuat hak-hak penyandang disabilitas melalui peningkatan akses terhadap layanan publik, pemberdayaan ekonomi, hingga keterlibatan aktif dalam proses pengambilan keputusan pembangunan daerah.

“Kita akan diskusikan lebih lanjut dengan OPD terkait agar mereka (penyandang disabilitas) yang memiliki sertifikasi, terutama di bidang pelayanan kesehatan, bisa diberdayakan di dua RSUD dan 30 Puskesmas yang ada di Sidoarjo,” ujar Subandi mengutip keterangan pers, Kamis (22/5/2025).

Dia menyatakan, pemerintah harus memberikan ruang kerja bagi tenaga profesional penyandang disabilitas yang memiliki kompetensi. Menurutnya, hal ini tidak hanya memberi peluang kerja yang layak, tetapi juga mendorong peningkatan kualitas layanan kesehatan yang lebih ramah difabel.

Langkah ini dinilai strategis untuk memperkuat inklusi sosial dan membuka akses yang lebih luas bagi kelompok disabilitas dalam berbagai sektor kehidupan, khususnya di bidang kesehatan.

 

2 dari 2 halaman

Respons Positif Pertuni dan ITMI Sidoarjo

Heri Cahyono anggota koalisi disabilitas Sidoarjo yang juga Ketua Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni Sidoarjo) merespons positif janji Subandi.

Menurutnya, hampir 95 persen anggota Pertuni dan Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI) Sidoarjo adalah tenaga terapis pijat yang berpengalaman dan tersertifikasi. Namun, mereka cukup kesulitan untuk memasarkan jasa mereka di Sidoarjo.

Heri Cahyono juga menyampaikan aspirasinya kepada Subandi, karena selama ini kompetensi mereka sebagai penyehat tradisional menyulitkan mereka untuk dilibatkan pada layanan kesehatan sektor publik seperti di puskesmas atau rumah sakit.

Senada, Sekretaris ITMI Sidoarjo, Ikromi Kamaludin  juga merespons positif program tersebut.

Pemuda yang akrab disapa Romi itu mengusulkan Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Sidoarjo membuka program pelatihan terapis pijat berbasis kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). 

OSZAR »