Liputan6.com, Jakarta Di era modern ini, tekanan hidup semakin meningkat, memicu berbagai masalah kesehatan mental. Salah satunya yang paling umum adalah gangguan kecemasan atau anxiety disorder. Kondisi ini dapat memengaruhi siapa saja, tanpa memandang usia maupun latar belakang.
Gangguan kecemasan bukan sekadar perasaan cemas biasa. Ini adalah kondisi di mana kecemasan berlebihan, menetap, dan sulit dikendalikan, mengganggu aktivitas sehari-hari. Penting untuk memahami bahwa gangguan kecemasan adalah masalah kesehatan yang nyata dan memerlukan penanganan yang tepat.
"Respons tubuh pun akan menjadi penuh ketegangan dan kewaspadaan ketika merasakan kecemasan tersebut," ujar Rizky Purnomo Adji Churnawan, S.Psi., M.Psi., psikolog RS EMC Cikarang, dikutip dari laman EMC, Kamis (22/5/2025).
Advertisement
Banyak orang mungkin mengabaikan gejala awal gangguan kecemasan. Mereka menganggapnya hanya sebagai stres atau pikiran negatif sementara. "Padahal, jika dibiarkan tanpa penanganan, anxiety disorder dapat berdampak serius pada kesehatan mental dan fisik," tambah Rizky.
Penyebab Disabilitas Gangguan Kecemasan
Penyebab pasti dari anxiety disorder belum sepenuhnya dipahami. Namun, para ahli meyakini bahwa kondisi ini disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor. Faktor-faktor ini meliputi genetika, biologi, lingkungan, kondisi medis, dan penggunaan obat-obatan tertentu.
Riwayat keluarga dengan gangguan kecemasan dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi serupa. Ketidakseimbangan zat kimia otak, seperti serotonin dan noradrenalin, juga berperan dalam perkembangan anxiety disorder. Aktivitas berlebihan pada area otak yang mengatur emosi dan perilaku juga dapat menjadi penyebab.
Trauma masa lalu, stres kronis, dan peristiwa hidup yang menegangkan dapat memicu atau memperburuk kecemasan. Beberapa kondisi medis dan penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat berkontribusi pada munculnya anxiety disorder. Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki pengalaman dan faktor risiko yang berbeda-beda.
Advertisement
Gejala Disabilitas Gangguan Kecemasan
Gejala anxiety disorder dapat bervariasi antara satu individu dengan individu lainnya. Namun, secara umum, gejala-gejala ini dapat dikategorikan menjadi gejala psikologis dan gejala fisik.
Gejala psikologis meliputi kekhawatiran berlebihan yang hampir setiap hari terjadi, sulit merasa rileks, pikiran negatif berulang, dan kesulitan konsentrasi. Penderita juga mungkin mengalami mudah tersinggung (iritabilitas) dan gangguan tidur. Gejala fisik meliputi jantung berdebar kencang, keringat berlebih, sesak napas, gemetar, tegang otot, mual, mulut kering, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, sering buang air kecil, sakit perut, mual, atau diare berulang, serta perasaan seperti ada benjolan di tenggorokan.
Beberapa jenis anxiety disorder memiliki gejala spesifik. Misalnya, gangguan panik ditandai dengan serangan panik yang tiba-tiba dan berulang. Fobia ditandai dengan ketakutan berlebihan dan irasional terhadap objek, hewan, situasi, atau tempat tertentu. Gangguan stres pasca-trauma (PTSD) ditandai dengan kecemasan yang muncul setelah mengalami peristiwa traumatis. Gangguan kecemasan sosial (fobia sosial) ditandai dengan ketakutan berlebihan terhadap situasi sosial karena takut dinilai oleh orang lain.
- Gejala Emosional dan Kognitif
- Kekhawatiran berlebihan dan terus-menerus terhadap sesuatu
- Ketakutan yang tidak rasional
- Perasaan belisah dan tegang menganggu
- Sulit konsentrasi dan pikiran kosong
- Sensitif dan mudah marah
- Gejala Fisik
- Jantung berdebang dan berdetak kencang
- Nafas cepat atau sesak nafas
- Berkeringat dingin
- Gemetar atau tubuh bergetar
- Ketegangan otot
- Merasa mudah lelah dan lemas
- Masalah Pencernaan
- Pusing atau sakit kepala
- Nyeri dada
- Gangguan tidur
Cara Mengatasi Anxiety Disorder
Mengatasi anxiety disorder membutuhkan pendekatan yang holistik dan konsisten. Ada berbagai cara yang terbukti efektif dalam mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup penderita. Pendekatan ini meliputi psikoterapi, pengobatan, teknik relaksasi mandiri, gaya hidup sehat, dan dukungan sosial.
Psikoterapi, seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT), membantu individu mengenali pola pikir negatif dan menggantinya dengan pikiran yang lebih rasional dan positif. Terapi eksposur membantu pasien menghadapi objek atau situasi yang ditakuti secara bertahap hingga kecemasan berkurang. Acceptance and Commitment Therapy (ACT) membantu individu belajar menerima pikiran dan perasaan cemas tanpa menghakiminya, sembari tetap berkomitmen pada nilai-nilai hidup mereka.
Psikiater dapat meresepkan obat antidepresan, benzodiazepin, atau beta-blocker untuk membantu mengurangi gejala anxiety. Namun, penggunaan obat sebaiknya di bawah pengawasan medis karena efek samping dan risiko ketergantungan. Selain itu, teknik relaksasi mandiri seperti meditasi, mindfulness, latihan pernapasan, yoga, dan relaksasi otot progresif dapat membantu mengurangi ketegangan tubuh akibat stres.
Advertisement
Pentingnya Gaya Hidup Sehat dan Dukungan Sosial
Gaya hidup sehat memainkan peran penting dalam mengelola anxiety disorder. Olahraga teratur melepaskan endorfin yang membantu meningkatkan mood. Tidur yang cukup sangat penting karena kurang tidur dapat memperburuk kecemasan. Pola makan seimbang dengan menghindari kafein, gula berlebihan, dan alkohol juga dapat membantu mengurangi gejala.
Membatasi paparan stres dengan belajar berkata "tidak", mengatur waktu istirahat, dan mencari dukungan sosial juga sangat penting. Berbagi perasaan dengan orang terdekat, bergabung dengan komunitas, atau mengikuti support group dapat memberikan rasa tidak sendiri dan memperkuat proses pemulihan. Dukungan dari keluarga dan teman-teman dapat memberikan semangat dan motivasi untuk terus berjuang.
Menurut Rizky, "anxiety adalah kondisi yang nyata dan bisa dialami oleh siapa saja. Meski sering disalahpahami, gangguan kecemasan bukanlah tanda kelemahan, melainkan masalah kesehatan mental yang perlu ditangani dengan serius. Dengan mengenali tanda-tanda awal, memahami dampaknya, dan menerapkan langkah-langkah penanganan yang tepat, setiap individu memiliki kesempatan untuk mengelola kecemasan dan menjalani hidup dengan lebih tenang dan seimbang."
Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?
Jika anxiety mulai mengganggu rutinitas harian, pekerjaan, hubungan sosial, atau menyebabkan penderitaan emosional yang intens, penting untuk segera berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika Anda merasa kesulitan mengelola kecemasan sendiri.
Semakin cepat penanganan dilakukan, semakin besar peluang untuk pulih sepenuhnya. Psikolog atau psikiater dapat melakukan diagnosis yang tepat dan merekomendasikan rencana pengobatan yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Mereka juga dapat memberikan dukungan dan bimbingan selama proses pemulihan.
Ingatlah bahwa mencari bantuan profesional bukanlah tanda kelemahan, melainkan langkah berani untuk menjaga kesehatan mental Anda. Dengan dukungan yang tepat, Anda dapat belajar mengelola anxiety dan menjalani hidup yang lebih bahagia dan bermakna.
Advertisement