Liputan6.com, Jakarta - Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dian Sandi Utama menegaskan langkahnya memposting foto ijazah Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi di media sosial merupakan inisiatif pribadi. Dia menepis adanya arahan dari pihak mana pun, termasuk dari Kaesang Pangarep maupun Jokowi sendiri.
"Tidak ada perintah, itu keinginan sendiri. Saya marah karena Jokowi digitukan. Dijadikan bulan-bulanan sejak, ah kita nggak tau lah tahun berapa itu. Itu saja sebenarnya, ketika beliau sudah selesai, tiba-tiba hari ini beliau sudah selesai jadi presiden, tapi masih saja diserang, itu saya tidak terima," ujar Dian usai menjalani pemeriksaan sebagai saksi di Polda Metro Jaya, Senin (19/5/2025).
Baca Juga
Dian menjelaskan, ia tak memiliki hubungan pribadi dengan Jokowi di luar acara formal PSI. Dia hanya mengenal Jokowi sebagai presiden dan mengaku pernah bertemu dalam forum partai pada 2022 dan 2023.
Advertisement
"Hanya sekitar itu saja, saya tidak pernah ketemu di luar daripada acara-acara formal itu," ujar dia.
Dian mengaku terdorong untuk mencari informasi dan bukti mengenai latar belakang pendidikan Jokowi karena gerah dengan berbagai tudingan yang dialamatkan kepada Joko Widodo. Dia kemudian menelusuri arsip lama. Dari situ, ia mulai melacak jaringan pertemanan Jokowi semasa kuliah.
"Itu yang membuat saya ikut tampil lah untuk menyerahkan ini sebagai, dan mencari-cari bukti bahwa beliau ini benar telah menyelesaikan kuliah. Bahkan saya kan dari awal itu saya jalan cari yang namanya Sipenmaru, Sipenmaru itu majalah Printis setelah zaman dulu itu," ujar dia.
"Kemudian yang saya jadikan wujudkan awal untuk mencari siapa-siapa teman Pak Jokowi berkuliah. Bahkan majalah Printis itu pun bukan saya dapatkan dari temannya Pak Jokowi, tapi masih satu dalam kampus Pak Jokowi. Orang tua teman saya lah di Semarang," sambung dia.
Rasa Hormat ke Jokowi
Sementara itu, motivasi personalnya berangkat dari rasa hormat terhadap Jokowi yang dianggapnya berjasa membangun daerah-daerah, termasuk kampung halamannya di Lombok. Dia menyebut Jokowi tetap memperhatikan pembangunan di wilayah yang secara elektoral tidak memenangkannya.
"Saya karena pendukungnya, saya karena pendukungnya, beliau ini orang baik lah. Saya kan dari Lombok. Lombok itu Pak Jokowi itu kalah loh. Dua kali pilpres kalah, di bawah 30 persen. Tapi Lombok dibangun begitu bagus gitu sama Pak Jokowi. Itu saja sebenarnya, karena saya sayang lah sama beliau ini," ujar dia
Lebih jauh, dia mengajak semua pihak menghormati proses hukum yang tengah berjalan.
"Kalau memang mereka memiliki data, mereka memang memiliki sesuatu yang membuat itu bisa kuat, ya mari kita tunggu aja pengadilan ini. Saya ingin mendorong agar kita percaya pada kemampuan daripada aparat penegak hukum dalam hal ini Polda Metro Jaya yang menindaklanjuti laporan Pak Jokowi, untuk kita kemudian tunggu hasilnya seperti apa," ujar dia.
Advertisement