Sukses

Jemaah Haji Diimbau Makan Tepat Waktu, Tidak Simpan Makanan Terlalu Lama di Kamar

PPIH telah mengatur waktu pendistribusian makanan untuk para jemaah haji Indonesia. Ada waktu santap yang direkomendasikan dan harus diperhatikan para jemaah agar tak mengalami gangguan kesehatan.

Diperbarui 18 Mei 2025, 06:51 WIB Diterbitkan 18 Mei 2025, 06:51 WIB

Liputan6.com, Jeddah -  Tinggal tiga pekan lagi puncak haji 2025 yang diawali dengan wukuf di Arafah akan dilaksanakan oleh seluruh jemaah haji di Tanah Suci. Kementerian Agama pun mengimbau setiap jemaah untuk menjaga kesehatan agar bisa melaksanakan rangkaian ibadah haji dengan optimal.

Salah satu aspek yang jadi sorotan adalah pola konsumsi jemaah. Tahun ini, jemaah haji Indonesia mendapatkan total 127 kali layanan makan, terdiri dari 84 kali makan di Makkah, 27 kali di Madinah, dan 15 kali makan plus satu kali snack berat selama puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Kemenag Akhmad Fauzi meminta agar jemaah mengonsumsi makanan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Imbauan ini merujuk pada pengalaman banyak jemaah haji sebelumnya yang melewatkan waktu makan karena masih beraktivitas di luar hotel. 

Mereka kemudian baru menyantap makanan setelah kembali ke penginapan, tetapi di luar jadwalnya. Padahal, pencantuman rekomendasi waktu konsumsi dimaksudkan untuk memastikan makanan yang diterima jemaah masih layak disantap.

"Waktu konsumsi tercantum pada setiap kemasan," kata Fauzin dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Sabtu (17/5/2025). 

 

2 dari 4 halaman

Jangan Simpan Makanan Terlalu Lama

Dijelaskan bahwa waktu distribusi makanan dilakukan tiga kali sehari, yakni pagi pada pukul 05.00--08.00 WAS, siang pada pukul 12.00--14.00 WAS, dan malam pada pukul 17.00--19.00 WAS.

Fauzin juga mengimbau jemaah agar tidak menyimpan makanan terlalu lama di kamar. Alasannya, suhu tinggi di Arab Saudi berisiko mempercepat pembusukan dan dapat menimbulkan gangguan kesehatan, terutama keracunan.

"Jika mengalami gejala seperti mual, diare, atau tidak nafsu makan, segera laporkan ke petugas kloter atau tenaga kesehatan," katanya.

Mengutip kanal Health Liputan6.com, sanitarian KKHI Makkah, Dedy Kurniawan menerangkan bahwa dalam pendistribusian makanan bagi jutaan jemaah haji, setidaknya ada jeda 4--6 jam sejak makanan selesai dimasak hingga sampai ke tangan jemaah. Dalam kondisi suhu tinggi di Makkah, jeda itu bisa menjadi titik rawan makanan mengalami penurunan kualitas.

"Makanan yang dibagikan kepada jemaah telah memenuhi standar gizi dan keamanan pangan. Namun jika dikonsumsi melebihi waktu yang disarankan, potensi kerusakan dan kontaminasi dapat meningkat," Dedy menjelaskan.

 

3 dari 4 halaman

Jangan Makan Berlebihan

Fauzin juga meminta jemaah untuk bijak dalam mengonsumsi makanan. "Cukupkan makan sesuai kebutuuhan dan perbanyak minum air putih agar tubuh tetap terhidrasi," katanya lagi.

Jemaah haji tahun ini mendapatkan layanan katering sesuai dengan selera Nusantara. Untuk menjaga cita rasanya, PPIH Arab Saudi mendatangkan 475 ton bumbu asli Nusantara dari total kebutuhan 611 ton bumbu. Jumlah ini jauh meningkat dibandingkan 2024 yang baru sekitar 76 ton bumbu.

Tim Media Center Haji (MCH) PPIH Arab Saudi mengunjungi Dapur Raghaeb di daerah Shauqiah, Makkah, milik Mohammad Ghoir, Rabu, 14 Mei 2025. Ada enam chef dari Indonesia di dapur ini, dibantu oleh beberapa asisten, memroses menu katering untuk makan siang.

Standar memasak dijaga higienis. Setiap juru masak dan asisten yang terlibat diproses memasak diharuskan memakai masker, sarung tangan serta celemek. Sementara, alat-alat masak berporsi besar terlihat sangat bersih. "Setiap kali habis memasak, semua peralatan dan lantai harus dibersihkan," kata Sahrul.

 

4 dari 4 halaman

Varian Menu yang Disiapkan

Menu yang disajikan berbeda-beda, baik untuk makan pagi, siang, maupun makan malam. Untuk nasi misalnya, ada nasi gurih, nasi goreng, nasi uduk dan nasi kuning. Tumis sayurnya bermacam-macam, ada wortel, jagung, paprika, jamur, sambal kentang goreng, terong, teri balado, acar timun dan lainnya.

Ada pula lauk kesukaan para jemaah. Ada aneka olahan lauk dengan bahan dasar telur, ikan, ayam dan daging. Aneka olahan telur seperti telur dadar, telur orak-arik, telur balado.

Untuk olahan ayam seperti ayam goreng Kalasan, ayam goreng saus mentega, ayam goreng tepung, ayam panggang, ayam goreng bumbu rica. Sementara, aneka olahan ikan seperti ikan patin goreng, ikan tuna cabe hijau, ikan patin bumbu balado. Aneka olahan daging misalnya rendang, semur daging, daging sapi lada hitam, dan bistik daging sapi. Paket menu itu dilengkapi dengan air mineral dan buah.

OSZAR »