Sukses

Utang Sritex Tembus Rp 26,35 Triliun hingga September 2024

Total liabilitas PT Sri Rejeki Isman Tbk yang kini melampaui nilai asetnya menunjukkan tekanan finansial yang akut

Diperbarui 22 Mei 2025, 10:42 WIB Diterbitkan 22 Mei 2025, 10:42 WIB

Liputan6.com, Jakarta PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex mencatat total liabilitas sebesar USD 1,61 miliar per 30 September 2024 atau sekitar Rp 26,35 triliun (asumsi kurs Rp 16.318,35 per USD).

Liabilitas itu meningkat dari USD 1,60 miliar pada akhir Desember 2023. Kenaikan ini terutama disumbang oleh meningkatnya utang bank jangka panjang menjadi USD 829,67 juta dari sebelumnya USD 858,05 juta.

Selain itu, perseroan juga mencatat munculnya utang pemegang saham sebesar USD 9,36 juta yang tidak ada pada periode sebelumnya.

Liabilitas Jangka Pendek Naik

Merujuk laporan keuangan terakhir perseroan yang disampaikan dalam keterbukaan informasi Bursa, Kamis (22/5/2025), liabilitas jangka pendek meningkat dari USD 113,02 juta menjadi USD 133,84 juta.

Peningkatan signifikan terjadi pada utang usaha pihak ketiga yang naik dari USD 31,86 juta menjadi USD 54,24 juta.

Di sisi lain, beberapa kewajiban lain justru menunjukkan penurunan, seperti liabilitas lancar lainnya yang turun dari USD 21,85 juta menjadi USD 14,82 juta.

Total liabilitas PT Sri Rejeki Isman Tbk yang kini melampaui nilai asetnya menunjukkan tekanan finansial yang akut. Rasio liabilitas terhadap aset per 30 September 2024 mencapai lebih dari 270%, mengindikasikan struktur permodalan yang sangat tidak sehat.

Situasi ini berkontribusi terhadap defisiensi modal sebesar USD 1,02 miliar, lebih dalam dibandingkan posisi akhir 2023 yang sebesar USD 954,83 juta.

 

2 dari 4 halaman

Aset Menyusut, Ekuitas Semakin Tergerus

Total aset Sritex pada akhir kuartal ketiga 2024 tercatat sebesar USD 594,01 juta, menurun dari posisi akhir tahun sebelumnya sebesar USD 648,99 juta. Penurunan terbesar terjadi pada aset lancar yang susut menjadi USD 167,24 juta dari sebelumnya USD 197,02 juta. Penurunan ini antara lain disebabkan oleh berkurangnya nilai persediaan dan aset lancar lainnya.

Aset tidak lancar juga mengalami penyusutan, dari USD 451,97 juta pada Desember 2023 menjadi USD 426,77 juta per akhir September 2024. Aset tetap mengalami penurunan dari USD 442,40 juta menjadi USD 418,65 juta. Hal ini mencerminkan terbatasnya investasi baru dan mungkin adanya depresiasi yang signifikan selama periode berjalan.

Di sisi ekuitas, defisit semakin dalam. Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai negatif USD 1,02 miliar per 30 September 2024, turun dari negatif USD 954,83 juta pada akhir 2023. Defisit ini mengindikasikan bahwa perusahaan tidak memiliki kekayaan bersih positif dan terus mengalami akumulasi kerugian.

 

3 dari 4 halaman

Penjualan Tergerus, Rugi Bruto Menyusut Tipis

Dari sisi kinerja operasional, Sritex membukukan penjualan neto sebesar USD 200,93 juta selama sembilan bulan pertama 2024, turun signifikan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 248,51 juta. Penurunan penjualan ini tidak mampu diimbangi dengan efisiensi beban pokok penjualan, yang hanya turun dari USD 315,08 juta menjadi USD 223,52 juta.

Meski beban pokok penjualan turun, Sritex tetap membukukan rugi bruto sebesar USD 22,59 juta, sedikit lebih baik dibandingkan rugi bruto tahun sebelumnya sebesar USD 66,57 juta. Ini menunjukkan adanya perbaikan margin walau masih negatif. Beban penjualan dan beban umum-administrasi masing-masing turun menjadi USD 12,62 juta dan USD 15,43 juta.

Namun, Sritex masih terbebani oleh kerugian selisih kurs sebesar USD 7,03 juta dan beban operasi lainnya sebesar USD 953,84 ribu. Akibatnya, rugi dari operasi tercatat sebesar USD 58,61 juta, membaik dari rugi USD 105,14 juta pada periode yang sama tahun 2023. Perbaikan ini belum cukup untuk membawa perusahaan ke zona laba.

 

4 dari 4 halaman

Rugi Bersih Menurun Tapi Tekanan Masih Tinggi

Setelah memperhitungkan pendapatan dan beban keuangan, Sritex mencatat rugi sebelum pajak sebesar USD 65,58 juta, lebih rendah dibanding rugi tahun sebelumnya sebesar USD 116,14 juta.

Manfaat pajak penghasilan sebesar USD 472,63 ribu tidak banyak membantu mengurangi beban kerugian secara signifikan.

Rugi bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar USD 66,05 juta, membaik dari rugi bersih USD 115,20 juta pada periode yang sama tahun 2023.

OSZAR »