Sukses

Tips Mencegah Pneumonia Saat Haji 2025, Vaksinasi Jadi Kunci Utama

Sebanyak 99 jemaah haji asal Indonesia menjalani perawatan di rumah sakit rujukan di Makkah dan Madinah, Arab Saudi. Mereka terjangkit pneumonia. Lalu bagaimana cara mencegahnya? Simak tipsnya.

Diperbarui 24 Mei 2025, 07:00 WIB Diterbitkan 24 Mei 2025, 07:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 99 jemaah haji asal Indonesia menjalani perawatan di rumah sakit rujukan di Makkah dan Madinah, Arab Saudi. Mereka terjangkit penyakit yang menyerang pernapasan, yakni pneumonia. 

"Kami mencatat adanya peningkatan kasus pneumonia di kalangan jemaah haji kita. Dari 99 kasus pneumonia, ada satu jemaah yang meninggal dunia karena penyakit tersebut," ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji, Liliek Marhaendro Susilo dikutip dari Kanal News Liputan6.com, Jumat (23/5/2025).

Pneumonia merupakan peradangan pada kantung-kantung udara di paru-paru (alveoli) yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Di lingkungan ibadah haji yang padat dan dengan suhu panas ekstrem, risiko penularan infeksi pernapasan menjadi lebih tinggi. Mereka yang memiliki komorbiditas atau kondisi kesehatan yang rentan diminta lebih mewaspadai hal ini.

Dikutip dari laman dinkes.acehprov.go.id, KKHI mengidentifikasi beberapa faktor risiko jemaah haji asal Indonesia terjangkit pneumonia, antara lain:

  1. Suhu panas ekstrem, berdasarkan data real time KKHI, suhu hari ini di Makkah dan Madinah berkisar antara 41-47 derajat celcius. Suhu udara yang tinggi ini, jika kekurangan asupan cairan dapat menyebabkan dehidrasi yang bisa membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi.
  2. Kelelahan fisik, rangkaian ibadah haji yang padat, dari mulai lamanya perjalanan, umroh wajib hingga puncak di Armuzna, membutuhkan stamina fisik yang kuat, sehingga kelelahan dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh.
  3. Keramaian massa, penularan penyakit dengan kepadatan jemaah haji hingga jutaan orang dapat meningkatkan risiko penularan virus atau bakteri penyebab pneumonia.
  4. Riwayat penyakit penyerta (komorbiditas), jemaah dengan riwayat diabetes, hipertensi, penyakit jantung memiliki risiko lebih tinggi.

"Kami ingatkan tak bosan-bosan kepada jemaah untuk selalu waspada. Gunakan masker ketika batuk-pilek dan di area keramaian. Cuci tangan dengan sabun/hand sanitizer sebelum dan sesudah beraktivitas. Minum air putih/zam-zam sedikit demi sedikit hingga 2 liter sehari. Yang mempunyai komorbid dan sudah minum obat rutin, jangan lupa obatnya diminum secara teratur," tutur Liliek.

2 dari 2 halaman

Pentingnya Vaksinasi Pneumonia bagi Jamaah Haji

Dikutip dari Kanal Health Liputan6.com, dokter spesialis paru dari RS Pondok Indah - Puri Indah, Desilia Atikawati mengungkapkan ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah pneuemonia.

1. Hindari Merokok

"Untuk menjaga kesehatan paru, lebih baik tidak merokok sama sekali," ungkap Desi.

Ia juga menekankan pentingnya bagi individu yang tidak merokok atau seconhand smoker untuk menjauh dari asap rokok. Rokok mengandung zat beracun seperti nikotin dan tar yang merusak sel-sel kekebalan di paru-paru. Akibatnya, tubuh menjadi kurang efektif dalam melawan bakteri, virus, dan jamur yang bisa menyebabkan pneumonia.

2. Konsumsi Makanan yang Baik untuk Kesehatan Paru

Selain menghindari rokok, jemaah haji juga perlu mengonsumi makanan yang memiliki manfaat untuk saluran pernapasan. Berikut rinciannya.

  • Makanan yang kaya akan antioksidan, seperti buah-buahan dan sayuran.
  • Makanan yang memiliki sifat antiinflamasi, seperti kunyit yang mengandung kurkumin dan jahe yang mengandung gingerol.
  • Konsumsi makanan tinggi magnesium yang bermanfaat untuk memperkuat otot pernapasan, seperti gandum utuh, dark chocolate, kedelai, dan almond.
  • Makanan kaya vitamin A yang dapat diperoleh dari sayuran hijau dan kuning serta telur.

3. Jauhi Polusi dan Memakai Masker

Pengendalian kualitas udara di luar rumah bukanlah hal yang mudah, sehingga disarankan untuk mengenakan masker ketika berada di luar.

"Semakin ketat semakin baik," ungkap Desi mengenai pentingnya penggunaan masker.

4. Vaksinasi

Selain itu, penting untuk memperhatikan jadwal vaksinasi baik untuk anak-anak maupun orang dewasa. Vaksinasi yang direkomendasikan untuk orang dewasa termasuk vaksin pneumonia dan influenza.

"Tahun depan juga ada vaksin RSV yang bisa dipertimbangkan untuk dewasa," kata Desi.

 

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Produksi Liputan6.com
OSZAR »