Liputan6.com, Jakarta - Ada yang berbeda dari penampilan salah satu maktab yang terdiri dari beberapa tenda untuk menampung jemaah haji Indonesia di Mina, Arab Saudi. Tersedia lounge yang didekorasi dengan anyaman bambu di setiap sudut dalam berbagai wujud.
Ternyata, bambu itu didatangkan langsung dari Indonesia dan dipasang langsung oleh tangan terampil orang Indonesia. "Yang buat ada tiga orang. Orang Yaman satu, orang Indonesia dua," kata Jaelani, perajin bambu asal Cianjur yang baru tiba pertama kali di Arab Saudi kepada Media Center Haji 2025, Selasa (27/5/2025).
Untuk lounge maktab sepanjang sekitar satu kilometer, mereka berempat bisa menyelesaikan pengerjaannya sekitar satu minggu. Ia mendekorasinya dengan konsep gado-gado. "Campuran antara Indonesia, Filipina, Thailand... Tapi, kebanyakan dari Indonesia," katanya.
Advertisement
Air mancur ditaruh di tengah area yang lebih luas, sementara ruang-ruang terbuka digantungi tirai-tirai bambu yang estetik. Terpasang pula lampu gantung yang juga terbuat dari anyaman bambu. Material itu membuat kesan tropis begitu terasa. Ditambah tanaman dan karpet rumput yang hijau, diharapkan lounge itu bisa menambah kenyamanan bagi jemaah yang sedang beribadah.
"Buat jemaah haji istilahnya lebih nyaman. Suasananya nyaman, cocok lah biar enggak terlalu panas di Makkah," imbuhnya.
Â
Bukan Permintaan Khusus
Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama Hilman Latief yang meninjau lounge itu menyatakan keberadaan area itu tidak secara spesifik diminta pemerintah Indonesia kepada syarikah sebagai mitra. "Saya meminta mereka untuk memberikan layanan tambahan. Intinya adalah bagaimana membuat jemaah lebih nyaman berada di lokasi ini," kata dia.
"Kita tahu Arafah-Mina itu panas sekali dan kita ingin membuat suasana, sightseeingnya, lingkungannya warna-warna hijau, walau artifisial tapi itu sudah membantu memberikan kenyamanan," imbuhnya.
Lounge itu berada di maktab yang dikelola oleh Al-Bait Guest, disebut pula Duyuful Bayt. Itu adalah salah satu dari delapan syarikah yang digandeng pemerintah tahun ini untuk melayani jemaah haji Indonesia, terutama saat pergerakan di Arafah-Muzdalifah-Mina (Armuzna).Â
"Syarikah yang lain juga sama tapi konsepnya beda," ia menambahkan.
Sebelumnya, ia telah meninjau kondisi tenda jemaah di Arafah dan Mina. Sejauh ini, menurutnya, fasilitas yang disiapkan syarikah untuk para jemaah haji Indonesia cukup baik dan dinilai siap melayani jemaah saat rangkaian ibadah puncak haji berlangsung.
Advertisement
Catatan untuk Syarikah
"Barang-barangnya juga baru dan masih dibungkus. Baru akan dipasang pada tanggal 1 Dzulhijjah atau empat hari sebelum kedatangan jemaah," ujarnya.
Kondisi sanitasi juga terpantau memadai dengan air bersih sudah mengalir. Pemerintah Arab Saudi telah menyiapkan sanitasi dua lantai yang ternyata tidak disediakan di semua maktab.
"Ada yang sudah dibangun dua lantai sanitasinya, tapi masih ada sanitasinya seperti tahun kemarin. Mungkin bertahap," ujarnya.
Ada pula catatan kecil untuk diperbaiki syarikah. Salah satunya soal penataan kasur agar lebih memudahkan jemaah untuk bergerak. "Dan akan mengisi kasur-kasur di pojok-pojok tenda sehingga lebih nyaman pergerakan jemaah," ia menerangkan. Selanjutnya, pihaknya akan berkoordinasi dengan syarikah terkait layanan menu yang ditawarkan oleh masing-masing syarikah sesuai kesepakatan.
Hilman juga menyampaikan bahwa pihaknya sudah menyerahkan data terkait jemaah-jemaah haji Indonesia yang akan dilayani syarikah. Data terbaru itu sudah divalidasi setiap sektor agar tidak terjadi kerancuan di lapangan.Â
Â
Bersama Tak Berarti Selalu di Ruangan yang Sama
Hilman juga mengingatkan bahwa jemaah yang satu keluarga tidak akan selalu berada di ruangan yang sama. Namun, pihaknya akan berusaha menggabungkan jemaah yang datang bersama pasangan atau pendamping di maktab yang sama atau berdekatan.
"Kebijakan di maktab, perempuan dengan perempuan saja, laki-laki dengan laki-laki juga, kan tidak bareng-bareng juga. Tapi di luar itu, di malam hari atau bada ashar, atau suasana tidak panas, pada saat jumrah, bisa sama-sama," katanya.
"Tolong nanti persepsinya, bersama-sama itu tidak selalu bermakna berbarengan ke mana-mana. Di Arafah mungkin ada yang gabungan atau di sini (Mina) gabungan, tapi juga ada yang tidak," ia menambahkan.
Hal itu sudah disosialisasikan kepada mursyid atau pembimbing ibadah untuk diteruskan kepada para jemaahnya. Nantinya, pihaknya juga akan membuat surat edaran resmi.
Sementara itu, Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Hilman Latief kembali menyampaikan pesan dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi untuk para jemaah haji Indonesia agar tidak berada di luar tenda selama wukuf di Arafah.
"Kami mendapatkan pesan dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi. Menyampaikan langsung kepada kami bahwa pada saat puncak haji nanti, panasnya masih tinggi dan bahkan lebih tinggi dari hari ini," kata Hilman ditemui di sela inspeksi kesiapan fasilitas di Arafah dan Mina pada Senin, 26 Mei 2025.
Advertisement