Sukses

Pemprov Jakarta Kantongi Dividen Bank DKI Rp249 M, Percepat Proses IPO

Bank DKI resmi membagikan dividen senilai Rp249,31 miliar atau dengan dividen payout ratio 32% dari laba bersih tahun buku 2024 sebesar Rp779,10 miliar.

Diperbarui 02 Mei 2025, 09:30 WIB Diterbitkan 02 Mei 2025, 09:30 WIB

Liputan6.com, Jakarta Bank DKI resmi membagikan dividen senilai Rp249,31 miliar atau dengan dividen payout ratio 32% dari laba bersih tahun buku 2024 sebesar Rp779,10 miliar.

Dalam pembagian tersebut, Pemprov Jakarta mendapatkan Rp249,26 miliar. Menurut Direktur Utama Bank DKI, Agus H. Widodo, dividen atau bagi hasil juga diberikan kepada Perumda Pasar Jaya sebesar Rp56 juta.

"Pembagian dividen diputuskan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bank DKI Tahun Buku 2024 yang diselenggarakan pada Rabu 30 April 2025," kata Agus seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (2/5/2025).

Dengan demikian, lanjut dia, sisa laba bersih tahun 2024 sebesar 68% atau senilai Rp529,79 miliar dan ditetapkan sebagai saldo laba yang ditahan untuk pengembangan usaha Bank DKI. 

Agus menambahkan, keputusan penting lainnya terkait transformasi yang melibatkan partisipasi publik melalui Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering/IPO). 

"Dalam RUPST, Perseroan juga telah mendapatkan persetujuan untuk melaksanakan rencana IPO kepada publik dan mencatatkannya di Bursa Efek Indonesia (BEI)," jelas dia.

Agus menjelaskan, RUPST memberikan kewenangan kepada Direksi dan Dewan Komisaris untuk segala penyesuaian dan persiapan yang diperlukan untuk melaksanakan rencana Penawaran Umum Perdana Saham.

"Termasuk melakukan kajian secara komprehensif, dengan tetap memperhatikan kondisi perekonomian domestik maupun global, kondisi pasar saham di BEI," dia menandasi.

 

2 dari 2 halaman

Permintaan Pramono Anung

Sebagai informasi, Gubernur Jakarta Pramono Anung menargetkan Bank DKI untuk merealisasi rencana Initial Public Offering (IPO) atau go public pada tahun ini.

Hal itu disampaikan Pramono saat rapat di DPR RI, Rabu 30 April 2025.

"Saya meminta paling lama satu tahun mereka harus bisa go public (IPO)" kata Pramono.

Dengan melantai di bursa saham, Pramono berharap kinerja Bank DKI yang bertransformasi menjadi perusahaan terbuka (Tbk) bisa turut diawasi masyarakat.

"Kenapa mereka harus bisa go public? Supaya publik yang memberikan pengawasan kepada mereka. Ini kan Bank yang cukup menengah dan captive, captive-nya dari Pemda DKI," tutur Pramono.

OSZAR »