Liputan6.com, Jakarta Hari raya Idul Adha merupakan momen penuh makna bagi umat Islam, di mana selain menyembelih hewan kurban, umat juga melaksanakan ibadah salat sunnah berjamaah di pagi hari. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam menjalankan ibadah ini adalah memahami urutan sholat Idul Adha yang benar. Melalui tata cara yang sesuai, maka pelaksanaan salat menjadi lebih khusyuk dan tertib.
Baca Juga
Advertisement
Bagi sebagian orang, terutama yang jarang mengikuti salat hari raya, mungkin masih merasa ragu mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui secara rinci urutan sholat Idul Adha agar tidak terjadi kekeliruan selama beribadah. Mulai dari niat, jumlah takbir, hingga khutbah yang dilakukan setelah salat, semuanya memiliki ketentuan yang telah diajarkan dalam syariat Islam.
Menjalankan ibadah salat Idul Adha tidak hanya menunaikan kewajiban spiritual, tetapi juga mempererat ukhuwah antarumat. Dengan memahami urutan sholat Idul Adha, umat Muslim dapat bersama-sama menyambut hari besar ini dengan penuh keikhlasan dan kesatuan hati. Pengetahuan yang benar akan tata cara ibadah juga mencerminkan kecintaan terhadap tuntunan agama yang diajarkan Rasulullah.
Berikut ini panduan lengkap urutan sholat Idul Adha yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (19/5/2025).
Jamaah An-Nadzir hari ini melaksanakan sholat Idul Adha di Kelurahan Mawang, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Urutan Sholat Idul Adha 1446 Hijriah
Pada hari pertama perayaan Idul Adha, seluruh umat Muslim sangat dianjurkan untuk menunaikan ibadah shalat Idul Adha. Ibadah ini termasuk dalam salah satu sunnah muakkadah, yaitu amalan yang sangat ditekankan pelaksanaannya, terutama jika dilakukan secara berjamaah di lapangan atau masjid. Meski demikian, dalam kondisi tertentu yang tidak memungkinkan, shalat ini tetap dapat dilaksanakan secara individu di rumah.
Secara umum, tata cara pelaksanaan shalat Idul Adha hampir serupa dengan shalat Idul Fitri. Namun, terdapat perbedaan pada lafal niat yang dibaca sebelum memulai shalat, menyesuaikan dengan momen hari raya yang sedang diperingati. Shalat Idul Adha terdiri dari dua rakaat. Pada rakaat pertama, imam atau individu yang memimpin shalat mengucapkan takbir sebanyak tujuh kali sebelum membaca surat Al-Fatihah. Sedangkan pada rakaat kedua, jumlah takbir yang dilafalkan adalah lima kali sebelum melanjutkan bacaan surat. Jumlah takbir ini menjadi salah satu ciri khas yang membedakan shalat Idul Adha dengan ibadah shalat lainnya.
Berikut ini adalah urutan sholat Idul Adha yang lengkap:
1. Membaca Niat Sholat Idul Adha
أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَـــالَى
Arab-Latin:
Usholli sunnatan 'iidil adha rok'ataini mustaqbilal qiblati imaman/ma'muuman lillaahi ta'aalaa
Artinya:
"Saya niat shalat sunah Idul Adha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta'ala"
Apabila menjadi imam, Anda melafalkan "imaman" dalam niat dan "ma'muuman" jika menjadi makmum.
2. Melakukan Takbiratul Ihram
3. Membaca Doa Iftitah
4. Takbir Sebanyak 7 kali (Rakaat Pertama)
Setelah takbiratul ihram dan membaca doa iftitah, selanjutnya melakukan takbir sebanyak tujuh kali. Di sela-sela setiap takbir dianjurkan untuk membaca:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Arab-Latin:
Allaahu akbar kabiraa walhamdulillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukratan wa'ashiilaa"
Artinya:
"Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang"
Atau bisa juga membaca tasbih berikut ini:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
Arab-Latin:
Subhanallah walhamdulillah wala ilaaha illallahu wallahu akbar wala haulawala quwwata illa billahil 'aliyyil 'adzim
Artinya:
"Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar."
5. Membaca Al-Fatihah dan Surat Pendek
Setelah takbir sebanyak tujuh kali, rukun selanjutnya adalah membaca Al-Fatihah dilanjutkan dengan bacaan surat pendek seperti salat fardhu dan shalat sunah umumnya. Pada shalat Idul Adha rakaat pertama dianjurkan untuk membaca Surat Al-A'la.
6. Ruku' Hingga Berdiri Lagi
Rukun selanjutnya setelah selesai membaca surat pendek sama seperti pelaksanaan shalat fardhu dan shalat sunah lainnya. Shalat dilanjutkan dengan ruku', sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri untuk rakaat kedua. Untuk bacaannya pun sama seperti bacaan shalat biasanya.
7. Takbir Lima Kali (Rakaat Kedua)
Pada rakaat kedua, melakukan takbir sebanyak lima kali. Bacaan yang dilafalkan di sela-sela takbir sama seperti pada rakaat pertama.
8. Mengulangi Rukun Seperti Rakaat Pertama
Setelah melakukan takbir sebanyak lima kali, rukun shalat Idul Adha selanjutnya sama seperti pada rakaat pertama mulai dari membaca surat Al-Fatihah, ruku', sujud, hingga salam. Pada rakaat kedua, dianjurkan untuk membaca Surat Al-Ghâsyiyah.
Advertisement
Doa Setelah Sholat Idul Adha
Setelah melaksanakan sholat idul adha dengan benar, ada doa yang bisa dipanjatkan. Berikut doa setelah sholat Idul Adha:
اَللَّهُمَّ إِنَّكَ قُلْتَ وَقَوْلُكَ اْلحَقُّ إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ فَإِنْ كُنْتَ مِنَ المُحْسِنِيْنَ فَارْحَمْنِيْ ، وَإِنْ لَمْ أَكُنْ مِنَ اْلمُحْسِنِيْنَ فَقَدْ قُلْتَ وَكَانَ بِاْلمُؤْمِنِيْنَ رَحِيْماً فَارْحَمْنِيْ وَإنْ لَمْ أَكُنْ مِنَ اْلمُؤْمِنِيْنَ فَأَنْتَ أَهْلُ التَّقْوَى وَأَهْلُ اْلمَغْفِرَةِ فَاغْفِرْ لِيْ، وَإنْ لَمْ أَكُنْ مُسْتَحِقًّا لِشَيْءٍ مِنْ ذَلِكَ فَأَنَا صَاحِبُ مُصِيْبَة ٍوَقَدْ قُلْتَ الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌوَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ اَللَّهُمَّ فَارْحَمْنِيْ
"Allohumma innaka qulta wa qawlukal haqqu, Inna rohmatallaahi qoriibum minal muhsiniin. Fa inkuntu minal muhsiniina farhamnii, wa illam akum minal muhsiniina faqod qulta; Wa kaana bil mu’miniina rohiimaa, farhamnii. Wa illam akun minal mu’miniina fa anta ahlut taqwaa wa ahlul maghfiroh, faghfirlii. Wa illam akun mustahiiqon lisyai-in min dzaalika fa ana shoohibu mushiibatin wa qod qulta; Alladziina idzaa ashoobathum mushiibatun qooluu innaa lillaahi wa innaa ilaihi rooji’uun. Ulaa-ika ‘alihim sholawaatun min robbihim wa rohmah, wa ulaa-ika humul muhtaduun, allohumma farhamnii."
Artinya:
“ Ya Allah, sungguh Engkau telah berfirman dan firman-Mu benar; Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik. Jika aku termasuk orang yang berbuat baik, maka rahmatilah aku. Jika aku bukan termasuk orang yang berbuat baik, maka Engkau telah berfirman; Dia Maha Penyayang kepada orang-orang beriman. Jika aku tidak termasuk orang yang beriman, maka Engkau adalah Dzat Yang Maha Pengampun, karena itu ampunilah aku.”
Hukum dan Keutamaan Sholat Idul Adha
Dalil utama yang mendasari kewajiban shalat Idul Adha dapat ditemukan dalam hadis-hadis Nabi Muhammad SAW dan ayat Al-Quran. Dalam hadis, Nabi Muhammad SAW memerintahkan umatnya untuk melaksanakan shalat Idul Fitri dan Idul Adha. Dalam hadis Ummu 'Athiyyah, Nabi SAW juga memerintahkan agar wanita yang sedang haid ikut serta menyaksikan pelaksanaan shalat Idul Fitri dan Idul Adha, meskipun mereka tidak shalat.
Ibadah sholat Idul Adha memiliki sejumlah keutamaan yang sangat besar dan mendalam, tidak hanya dalam konteks spiritual individual, tetapi juga dalam membentuk dimensi sosial dan kebersamaan umat Islam. Sholat ini bukan sekadar ritual tahunan, melainkan bagian dari amalan yang penuh dengan nilai keutamaan serta limpahan pahala, terutama ketika dikerjakan dengan niat yang ikhlas dan tata cara yang benar sesuai ajaran Rasulullah SAW.
Dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada hari di mana amal saleh pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah." (HR. Bukhari). Hadits tersebut secara eksplisit menunjukkan betapa istimewanya ibadah yang dilakukan selama sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, termasuk pelaksanaan sholat Idul Adha. Hal ini mengisyaratkan bahwa setiap bentuk ibadah yang dilakukan pada momentum tersebut, seperti sholat, dzikir, dan kurban, memiliki kedudukan yang sangat mulia di sisi Allah SWT.
Keutamaan lain dari pelaksanaan sholat Idul Adha adalah sebagai sarana penghapus dosa dan pembersih jiwa. Sholat ini diharapkan dapat menjadi jalan bagi umat Islam untuk mendapatkan ampunan atas kesalahan dan dosa yang telah lalu. Terlebih lagi, jika ibadah tersebut dilakukan beriringan dengan puasa Arafah pada hari sebelumnya, yang menurut hadits mampu menghapus dosa satu tahun yang telah berlalu dan satu tahun yang akan datang, maka nilai spiritual yang diperoleh umat Muslim akan semakin besar. Dalam konteks ini, sholat Idul Adha menjadi bagian penting dari proses penyucian hati dan jiwa menjelang penyembelihan hewan kurban yang menjadi simbol ketundukan dan ketaatan kepada perintah Ilahi.
Di samping dimensi ibadah individu, pelaksanaan sholat Idul Adha juga mengandung nilai sosial yang sangat tinggi. Sholat ini biasanya dilakukan secara berjamaah di masjid besar atau di lapangan terbuka, yang memungkinkan ribuan umat Islam berkumpul dalam satu waktu dan tempat. Hal ini menciptakan suasana persaudaraan, mempererat ukhuwah Islamiyah, serta memperkuat tali silaturahmi antar sesama Muslim. Tidak ada perbedaan antara kaya dan miskin, tua dan muda, pejabat atau rakyat semua berdiri sejajar dalam satu saf, tunduk dan sujud hanya kepada Allah SWT. Dalam suasana yang penuh keberkahan tersebut, sholat Idul Adha menjadi simbol kesetaraan, solidaritas, dan persatuan umat dalam bingkai ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Advertisement