Liputan6.com, Jakarta - Pertarungan penuh gengsi akan tersaji di Etihad Stadium ketika Manchester City menjamu AFC Bournemouth, Rabu (21/5/2025) pukul 02:00 WIB. Sebuah pertandingan yang sarat dengan emosi dan ambisi dari kedua kubu.
Sang juara bertahan terluka. The Citizens masih berupaya bangkit dari mimpi buruk kekalahan di final Piala FA dari Crystal Palace. Dengan posisi di zona Liga Champions yang masih belum terjamin, skuad asuhan Pep Guardiola tak punya pilihan selain meraih tiga poin penuh.
Baca Juga
Suasana pertandingan akan semakin mengharukan dengan status laga kandang terakhir bagi maestro lapangan tengah Kevin De Bruyne. Sang pemain Belgia siap mengucapkan selamat tinggal kepada pendukung setianya, menambah dimensi emosional yang bisa menjadi senjata rahasia City.
Advertisement
Di sisi berlawanan, Bournemouth hadir bukan sekadar sebagai penggembira. The Cherries datang dengan misi besar mengamankan posisi delapan besar, yang bisa mengantarkan mereka ke panggung Eropa untuk pertama kalinya dalam sejarah klub.
Filosofi sepak bola Andoni Iraola yang mengandalkan pressing agresif dan transisi cepat menjadi ancaman nyata bagi tuan rumah. Strategi ini terbukti efektif mengacak-acak pertahanan tim-tim besar sepanjang musim.
Meskipun diunggulkan, inkonsistensi performa City belakangan ini memberi celah harapan bagi Bournemouth. Catatan tandang yang mengagumkan musim ini membuat pasukan Iraola percaya diri untuk mencuri poin berharga dari markas sang jawara.
Man City dan Bournemouth Bertarung di Tengah Badai Cedera
Pertarungan Manchester City kontra AFC Bournemouth di Etihad Stadium diwarnai kemelut cedera yang melanda kedua kubu. Sang juara bertahan harus menelan pil pahit dengan absennya trio pilar mereka, yakni Rodri, Nathan Ake, dan John Stones yang dilaporkan belum pulih sepenuhnya.
Kehilangan tiga pemain krusial ini memaksa Pep Guardiola memutar otak, terutama di sektor lini tengah yang biasanya menjadi mesin penggerak permainan The Citizens. Tanpa kehadiran Rodri, kreativitas dan pertahanan lini tengah City berpotensi mengalami gangguan signifikan.
Nasib serupa menimpa Bournemouth. Duo penyerang berbahaya Enes Unal dan Luis Sinisterra dipastikan absen, menciptakan lubang besar di lini serang tim tamu. Situasi ini menjadi ujian terberat bagi Andoni Iraola dalam mengkreasi strategi penyerangan alternatif.
Menatap rekor lima laga terakhir di Liga Primer, City hanya mampu mengumpulkan 7 poin, performa yang jauh dari titel juara musim lalu. Sementara The Cherries lebih terpuruk dengan raihan 4 poin, menunjukkan bahwa kedua tim sesungguhnya tengah berjuang mencari konsistensi.
Pertarungan ini tidak lagi sekadar adu taktik dan keterampilan, melainkan pertempuran mental dan kebijaksanaan pelatih dalam mengoptimalkan sumber daya yang terbatas. Siapa yang mampu beradaptasi lebih baik dengan kondisi darurat akan memenangkan duel krusial ini.
Advertisement
Bournemouth Bersiap Patahkan Dominasi Dua Dekade City
Pertemuan Manchester City dengan AFC Bournemouth tak sekadar pertandingan biasa, melainkan kisah dominasi yang nyaris sempurna. Dari 19 konfrontasi terakhir di berbagai kompetisi, The Citizens tampil bak mimpi buruk dengan catatan mencengangkan yaitu 17 kemenangan dan 2 hasil imbang, tanpa pernah merasakan pahitnya kekalahan.
Memori mengerikan masih terbayang jelas bagi para pendukung Bournemouth. Pada musim 2023/24, City mempermalukan mereka dengan skor telak 6-1 di Etihad Stadium. Trio maut Erling Haaland, Phil Foden, dan Bernardo Silva menjadi eksekutor utama, menciptakan luka yang belum sepenuhnya sembuh hingga kini.
Namun, angin perubahan mulai berhembus di kubu The Cherries. Di bawah arahan taktis Andoni Iraola, Bournemouth telah menjelma menjadi tim yang lebih tangguh dan berani. Performa impresif di awal-awal pertandingan terakhir menunjukkan potensi besar untuk akhirnya mematahkan kutukan dua dekade.
Bagi City, menjaga tradisi tak terkalahkan ini tak hanya soal tiga poin. Pertandingan kandang terakhir Kevin De Bruyne menambah motivasi besar untuk menutup hubungan legendaris dengan kemenangan meyakinkan, memberikan perpisahan manis bagi sang maestro Belgia.
Pertarungan di Etihad akan menjadi benturan antara tradisi dan revolusi. Bournemouth datang dengan tekad membuat sejarah baru, sementara City bertekad mempertahankan dominasi yang telah mereka bangun selama bertahun-tahun.
Mampukah Bournemouth akhirnya mematahkan kutukan, atau akankah City kembali membuktikan bahwa sejarah akan terus berulang? Jawaban akan terungkap pada Rabu dini hari nanti.