Liputan6.com, Jakarta - Keistimewaan wukuf di Arafah sebagai puncak ibadah haji memang menjadi dambaan setiap Muslim. Momen ini diyakini sebagai salah satu waktu mustajab untuk doa dan menjadi sebab diampuninya dosa-dosa. Namun, bagaimana dengan mereka yang belum berkesempatan berhaji?
Pertanyaan itu sering muncul di hati banyak umat Islam. Apakah pengampunan hanya ditujukan untuk mereka yang hadir secara fisik di Arafah? Bagaimana dengan saudara-saudara kita yang belum mampu menunaikan haji karena berbagai keterbatasan?
Pendakwah kelahiran Blitar KH Yahya Zainul Ma’arif atau yang dikenal sebagai Buya Yahya memberikan penjelasan yang menyejukkan hati. Ia menyampaikan bahwa Allah Maha Pengasih dan tidak membatasi rahmat-Nya hanya kepada mereka yang bisa hadir secara fisik di Padang Arafah.
Advertisement
"Allah yang Rahman, Maha Pengasih dan Maha Penyayang, mengutus Baginda Nabi Muhammad sebagai rahmat bagi seluruh alam," ujar Buya Yahya dalam satu ceramahnya. Ia menegaskan bahwa kasih sayang Allah mencakup seluruh umat, termasuk yang belum mampu berangkat haji.
Buya Yahya menjelaskan, Nabi Muhammad SAW bersabda tentang keutamaan puasa Arafah. Meski tidak berada di Arafah, umat Islam tetap memiliki kesempatan untuk meraih ampunan Allah melalui ibadah puasa di hari tersebut.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Update Operasi SAR Hari 3 Penambang Terjebak di Sumur Tambang Emas di Banyumas
Kapan Pelaksanaan Puasa Arafah
“Puasa Arafah, aku berharap memohon kepada Allah dengan puasa Arafah, Allah akan mengampuni dosa yang lalu dan dosa yang akan datang,” terang Buya Yahya. Ia menyebut ini sebagai kabar gembira bagi siapa pun yang belum bisa melaksanakan haji.
Dikutip Sabtu (31/05/2025) dari tayangan video di kanal YouTube @albahjah-tv, Buya Yahya menguatkan bahwa rahmat Allah tidak terbatasi oleh ruang dan jarak. Bahkan, mereka yang tidak berada di tanah suci tetap bisa mendapatkan pahala besar melalui amalan yang diajarkan Rasulullah SAW.
Puasa Arafah menjadi bentuk alternatif spiritual yang sangat dianjurkan. Umat Islam bisa mendekatkan diri kepada Allah pada hari tersebut dengan berpuasa, sekaligus meraih keutamaan pengampunan.
Dilansir situs resmi Kementerian Agama RI, puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, sehari sebelum Idul Adha. Waktu ini bertepatan dengan pelaksanaan wukuf di Arafah oleh para jemaah haji.
Karena bertepatan dengan ibadah puncak dalam haji, maka puasa ini dinamakan puasa Arafah. Umat Islam yang sedang tidak menunaikan haji sangat dianjurkan untuk melaksanakan puasa ini.
Advertisement
Keistimewaan Puasa Arafah
Keistimewaan puasa Arafah disebutkan dalam banyak hadis shahih. Selain pengampunan dosa setahun lalu dan setahun yang akan datang, puasa ini juga menjadi bentuk solidaritas spiritual bagi jemaah haji yang sedang wukuf di Arafah.
Bagi umat Islam yang rindu berhaji namun belum mampu, puasa Arafah menjadi jembatan yang mempertemukan mereka dengan ampunan Ilahi. Sebuah bentuk kasih sayang dari Allah kepada hamba-hamba-Nya.
“Tak semua orang mampu berhaji, tetapi semua orang mampu mencintai Allah dan Rasul-Nya melalui amalan yang diajarkan,” kata Buya Yahya dalam tausiyah tersebut. Ia menyarankan agar umat memanfaatkan kesempatan emas ini.
Hari Arafah adalah saat terkabulnya doa. Rasulullah SAW bersabda bahwa tidak ada hari di mana Allah membebaskan lebih banyak hamba dari neraka selain hari Arafah.
Maka, umat Islam disarankan memperbanyak doa, dzikir, istighfar, dan amalan sunnah lainnya pada hari itu. Termasuk menyambutnya dengan penuh keikhlasan dan kebersihan hati.
Buya Yahya pun mengingatkan agar tidak sekadar menjalani puasa Arafah secara formalitas. “Isilah hari Arafah dengan taubat yang sungguh-sungguh, karena ampunan Allah sangat dekat bagi siapa pun yang sungguh-sungguh mengharap-Nya.”
Puasa Sunnah Penggugur Dosa
Ia juga menekankan bahwa umat Islam perlu menyebarkan kabar gembira ini. Jangan membuat orang yang belum berhaji merasa rendah atau tertinggal dalam urusan ibadah.
Rahmat Allah sangat luas, dan pintu pengampunan terbuka bagi siapa saja yang bersungguh-sungguh menjemputnya, meskipun dari negeri yang jauh dari tanah suci.
Bahkan, ada yang menyebut bahwa Arafah bisa hadir dalam hati siapa saja yang menghadirkan taubat dan harapan di hari itu. Yang terpenting adalah keikhlasan dalam menjalani ibadah.
Puasa Arafah bukan hanya menggugurkan dosa, tetapi juga menyambungkan hati kita dengan keagungan Allah dan perjuangan para jemaah haji di Arafah.
Dengan demikian, meski belum menunaikan haji, umat Islam tetap bisa menapak jalan menuju ampunan dan kasih sayang Allah melalui ibadah puasa Arafah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
Advertisement