Sukses

Cara Efektif Tangani Perdarahan Menstruasi Berat, Kenali Gejala hingga Pilihan Terapi

Jangan abaikan perdarahan menstruasi berat! Ketahui cara penanganan, penyebab medis, dan terapi yang direkomendasikan dokter.

Diperbarui 26 Mei 2025, 14:27 WIB Diterbitkan 26 Mei 2025, 14:26 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Cara menangani perdarahan menstruasi berat (PMB) tergantung pada penyebab dan kondisi pasien. Jika perempuan sedang merencanakan kehamilan, dokter biasanya menyarankan manajemen medis seperti penggunaan obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) dan asam traneksamat. 

Namun, jika tidak sedang mencoba hamil, alat kontrasepsi hormonal seperti Levonorgestrel Releasing Intrauterine System (LNG-IUS) bisa menjadi solusi efektif. 

"LNG-IUS secara signifikan lebih efektif daripada pil kontrasepsi oral kombinasi dalam mengurangi perdarahan menstruasi dan dapat digunakan hingga lima tahun," kata Dokter Kandungan dan Ahli Fertilitas Endokrinologi Reproduksi FKUI RSCM, Achmad Kemal Harzif pada Senin, 26 Mei 2025.

LNG-IUS adalah perangkat kecil berbentuk T yang dimasukkan ke dalam rahim dan melepaskan hormon levonorgestrel secara lokal. 

Cara kerjanya menipiskan lapisan rahim sehingga mengurangi volume darah menstruasi.

Apa yang Dimaksud dengan Perdarahan Menstruasi Berat? 

PMB atau menoragia adalah kondisi medis yang ditandai dengan perdarahan menstruasi lebih dari 7 hari atau darah haid melebihi 80 ml per siklus. 

2 dari 3 halaman

Apa Saja Gejala Perdarahan Menstruasi Berat?

Gejala yang umum dirasakan termasuk sering mengganti pembalut dalam waktu kurang dari dua jam dan keluarnya gumpalan darah besar. 

Kondisi ini dapat memicu anemia dan menurunkan kualitas hidup jika tidak segera ditangani. 

"PMB bukan hanya masalah ketidaknyamanan atau mengganggu aktivitas, tetapi bisa menjadi tanda adanya kondisi medis serius seperti miom, polip rahim, gangguan hormon, endometriosis, atau bahkan kelainan pembekuan darah," ujar Kemal. 

3 dari 3 halaman

Apa Penyebab Pendarahan Hebat Saat Haid? 

Penyebab PMB dikelompokkan dalam akronim PALM-COEIN, meliputi Polip, Adenomiosis, Leiomioma, Malignansi, Koagulopati, Disfungsi Ovulasi, Disfungsi Endometrium, Iatrogenik, dan penyebab lain yang belum terklasifikasi. 

Menurut Kemal, sekitar 40–60 persen perempuan yang mengalami PMB tidak ditemukan penyebab struktural yang jelas. 

Untuk meningkatkan kesadaran, Bayer Indonesia meluncurkan kampanye #KnowYourFlow dan platform Bicara Perempuan guna mendorong edukasi tentang kesehatan reproduksi. 

"Kami ingin memberdayakan perempuan untuk lebih memahami kesehatan reproduksi mereka dan segera mencari bantuan medis jika mengalami perdarahan menstruasi yang tidak normal,” kata Cluster Medical Lead Women’s Health Bayer Indonesia, Irawan Septian Nugroho, MBBS, MMed (Int. Med). 

OSZAR »