Sukses

Kripto Lebih Kuat Bertahan Ketimbang Saham saat Sentimen Tarif Trump Membayangi

Pasar kripto dinilai menunjukkan ketahanan dibandingkan pasar saham di tengah sentimen tarif dagang. Berikut ulasannya.

Diperbarui 31 Mei 2025, 06:00 WIB Diterbitkan 31 Mei 2025, 06:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah gejolak ekonomi global dan sentimen negatif akibat kebijakan tarif baru Amerika Serikat (AS), pasar kripto menunjukkan ketahanan emosional yang lebih tinggi dibandingkan pasar saham. Hal ini diungkapkan oleh CEO dan pendiri platform perdagangan kripto CEX.io Oleksandr Lutskevych.

Dikutip dari laman Cointelegraph.com, Sabtu (31/5/2025), menurut Lutskevych, optimisme di dunia kripto bukanlah sekadar euforia, melainkan struktur yang terbentuk dari karakteristik pasar dan budaya komunitasnya.

Saat Indeks Fear and Greed (F&G) pasar saham anjlok lebih dari 80% setelah pengumuman tarif dari mantan Presiden Donald Trump, indeks F&G kripto hanya turun sekitar 59%.

"Ini bukan kebetulan, melainkan pola. Ketika pasar saham panik dan lambat pulih, investor kripto cenderung lebih tenang dan lebih cepat bangkit," ujar Lutskevych.

Sebagai contoh, pada Mei 2022, ketika The Fed menaikkan suku bunga dan proyek kripto LUNA serta UST runtuh, pasar saham menunjukkan reaksi lebih emosional dengan penurunan indeks F&G hingga 82%. Sementara itu, kripto meskipun terdampak langsung oleh insiden tersebut hanya turun 62%.

2 dari 3 halaman

Optimisme Kripto Dibentuk oleh Struktur dan Budaya

Optimisme yang dimiliki investor kripto dinilai berasal dari dua faktor utama: volatilitas harga yang membentuk mentalitas investor dan budaya komunitas yang lebih adaptif terhadap perubahan."Di saham, penurunan 20% bisa dianggap sebagai pasar bearish. Tapi di kripto, itu bisa dianggap koreksi wajar," jelas Lutskevych.

Ia juga menyoroti perbedaan mendasar antara dunia saham yang didominasi institusi dengan kripto yang lahir dari gerakan akar rumput (retail). Investor kripto, katanya, lebih terbuka terhadap inovasi, narasi baru, dan perubahan teknologi yang cepat.

Meski demikian, Lutskevych tidak menampik adanya risiko terkikisnya optimisme. Menurutnya, seiring meningkatnya dominasi institusi di pasar kripto dan korelasi Bitcoin dengan saham, sentimen negatif dari Wall Street juga mulai meresap.

3 dari 3 halaman

Dua Kelompok Penopang Optimisme

Lutskevych membagi investor kripto menjadi dua kelompok besar: Pertama, Kelompok “believers” (penganut keyakinan) yang memegang aset seperti Bitcoin dalam jangka panjang karena percaya pada potensi masa depan dan fungsinya sebagai penyimpan nilai.

Kedua, Kelompok spekulan jangka pendek yang cenderung panik saat pasar bergejolak dan reaktif terhadap berita negatif. Namun, karena mayoritas pasokan Bitcoin saat ini dikuasai oleh pemegang jangka panjang (lebih dari 65%), efek dari kepanikan kelompok kedua cenderung bersifat sementara.

Optimisme ini tidak berdiri di atas keyakinan semata. Data menunjukkan bahwa saat pasar global panik pada kuartal pertama 2025, pemegang jangka panjang Bitcoin justru mengakumulasi lebih dari 300.000 BTC.

Kedalaman pasar juga meningkat menjadi $500 juta, mencerminkan kepercayaan investor dan pelaku pasar. Indikator makro lainnya, seperti likuiditas global dan indikator siklus Bitcoin, juga menunjukkan belum adanya tanda-tanda puncak harga, membuka kemungkinan adanya ruang pertumbuhan lanjutan.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

EnamPlus
OSZAR »