Liputan6.com, Jakarta- Crystal Palace menghadapi ancaman gagal tampil di Liga Europa musim depan. Hal ini disebabkan oleh potensi pelanggaran aturan kepemilikan ganda yang ditetapkan oleh UEFA. Situasi ini muncul setelah Crystal Palace berhasil meraih gelar juara Piala FA 2024/2025.
Pemilik Crystal Palace, John Textor, juga memiliki saham mayoritas di klub Olympique Lyon. Lyon sendiri juga berhasil lolos ke Liga Europa. UEFA memiliki aturan yang melarang adanya kepemilikan atau pengaruh signifikan atas lebih dari satu klub yang berkompetisi di turnamen yang sama.
Baca Juga
Kondisi ini menciptakan ketidakpastian bagi Crystal Palace dan menimbulkan pertanyaan mengenai siapa yang akan menggantikan mereka jika sanksi benar-benar dijatuhkan. Keputusan akhir dari UEFA diharapkan akan keluar pada akhir Juni 2025, sehingga menambah ketegangan bagi klub dan para penggemarnya.
Advertisement
Skenario Pengganti Crystal Palace di Liga Europa
Jika Crystal Palace dinyatakan bersalah melanggar aturan kepemilikan ganda, beberapa skenario pengganti bisa saja terjadi. Salah satu kandidat kuat adalah Nottingham Forest. Tim ini finis di peringkat tujuh Liga Inggris dan awalnya lolos ke Liga Konferensi Eropa.
Nottingham Forest berpotensi naik kelas dan mengambil alih tempat Crystal Palace di Liga Europa. Hal ini akan menjadi keuntungan besar bagi Nottingham Forest yang menunjukkan performa yang cukup baik di musim sebelumnya.
Selain Nottingham Forest, ada juga kemungkinan Crystal Palace diturunkan ke Liga Konferensi Eropa. Namun, opsi ini juga menimbulkan masalah baru. David Blitzer, salah satu pemilik Crystal Palace, juga memiliki saham di Brondby IF, klub Denmark yang juga lolos ke Liga Konferensi Eropa.
Advertisement
Brighton Berpotensi Amankan Tiket Eropa
Skenario lain yang mungkin terjadi adalah jika Crystal Palace sepenuhnya gagal tampil di kompetisi Eropa. Dalam situasi ini, Brighton & Hove Albion berpeluang besar untuk mendapatkan tempat tersebut.
Brighton finis di peringkat delapan Premier League dan dikenal sebagai rival Crystal Palace. Mendapatkan tiket ke kompetisi Eropa akan menjadi pencapaian yang signifikan bagi Brighton dan para pendukungnya.
Namun, hingga saat ini, belum ada keputusan final dari UEFA. Semua pihak terkait masih menunggu hasil akhir dari investigasi dan pertimbangan yang dilakukan oleh badan sepak bola tertinggi Eropa tersebut.
Dampak Ketidakpastian pada Transfer Pemain
Ketidakpastian mengenai partisipasi Crystal Palace di Liga Europa juga berdampak pada rencana transfer pemain klub. Salah satu transfer yang terpengaruh adalah rencana perekrutan Ousmane Diomande.
Crystal Palace harus menunda atau bahkan membatalkan rencana transfer mereka sampai ada kejelasan mengenai status mereka di kompetisi Eropa. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi manajemen klub dalam menyusun tim yang kompetitif untuk musim depan.
UEFA sebelumnya menolak tawaran dari pemegang saham Crystal Palace untuk menempatkan saham mereka dalam trust buta (blind trust). Metode ini sebelumnya digunakan oleh Manchester City dan Manchester United untuk mengatasi masalah serupa.
Advertisement