Liputan6.com, Jakarta - Demo pengemudi ojek online atau ojol digelar hari ini, Selasa 20 Mei 2025. Namun, dibalik itu ada sejumlah pengemudi ojol yang tidak turun ke jalan untuk demo maupun mematikan layanan alias off-bid.
Hal itu disampaikan oleh Rahmat (45). Ia memilih tetap melayani penumpang seperti biasa. Namun, untuk menghormati kawan-kawan ojolnya yang demo, ia tidak memakai atribut dari aplikator.
Baca Juga
“Oh enggak, saya enggak ikut demo ojol, tetap narik. Cuman enggak pakai jaket dari perusahaan ojol aja,” kata Rahmat kepada Liputan6.com, Selasa (20/5/2025).
Advertisement
Dalam kesempatan berbeda, hal yang sama juga disampaikan oleh Rendi (26) yang memilih tidak ikut demo. Meskipun demikian, untuk menghormati driver ojol yang demo, ia memutuskan tidak memakai atribut perusahaan. Demikian, alasan Rendi tetap melayani penumpang karena ia membutuhkan pemasukan.
“Kalo saya enggak ikut, tetap narik. Soalnya saya butuh pemasukan. Kalo enggak narik sayang banget,” ujar Rendi.
Seperti diketahui pengemudi ojol rencananya akan melakukan demonstrasi dan mematikan aplikasi secara massal hari ini. Aksi demo ojol dimulai pukul 13.00 WIB dan dipusatkan di tiga lokasi yakni Istana Merdeka, Kantor Kementerian Perhubungan dan Gedung DPR RI.
Penyebab Aksi Demo Ojol
Aksi demo ojol ini dipicu oleh ketidakpuasan para pengemudi terhadap kebijakan aplikator yang dianggap merugikan. Beberapa isu yang menjadi perhatian utama para pengemudi antara lain tarif yang tidak sesuai, sistem pembagian hasil yang tidak adil, dan kurangnya perlindungan terhadap pengemudi.
Ribuan pengemudi ojek online (ojol) mengancam akan mematikan aplikasi dan menggelar unjuk rasa besar-besaran secara serentak pada Selasa, 20 Mei 2025, sebagai bentuk protes terhadap aplikator yang diduga melanggar regulasi.
Para pengemudi berharap melalui aksi demo ojol ini, pihak aplikator dan pemerintah dapat lebih memperhatikan aspirasi mereka dan mencari solusi yang adil bagi semua pihak.
Advertisement
Antisipasi Polda Metro Jaya Terkait Demo Ojol
Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mengantisipasi dampak dari aksi demo ojol ini. Salah satunya adalah dengan menyiapkan rekayasa lalu lintas situasional yang akan diterapkan jika kondisi memungkinkan.
AKBP Argo Wiyono menjelaskan bahwa rekayasa lalu lintas ini bersifat insidental dan akan diterapkan sebagai pilihan terakhir. Prioritas utama adalah memfasilitasi kelancaran kegiatan masyarakat, namun jika situasi memburuk, pengalihan arus lalu lintas akan dilakukan.
Polda Metro Jaya juga mengimbau kepada para peserta aksi demo ojol untuk tetap menjaga ketertiban dan keamanan selama menyampaikan aspirasi. Koordinasi dengan pihak kepolisian diharapkan dapat membantu kelancaran aksi dan meminimalisir dampak negatif bagi masyarakat.