Liputan6.com, Jakarta Cinta di Ujung Sajadah kini jadi salah satu favorit masyarakat Indonesia. Tayang tiap hari jam 20.05 WIB di SCTV, sinetron ini diadaptasi dari novel berjudul sama karya Asma Nadia.
Cinta di Ujung Sajadah diperkuat bintang papan atas dari Cut Syifa, Eza Gionino, Zikri Daulay, hingga Tsania Marwa sang pemeran antagonis. Ada banyak cerita menarik yang diungkap Asma Nadia terkait sinetron ini.
Baca Juga
Asma Nadia Komentari Andri Mashadi Sebagai Denny Cinta di Ujung Sajadah: Antagonis Yang Dirindukan
Asma Nadia Puji Akting Tsania Marwa dalam Cinta di Ujung Sajadah: Padahal Dia Aslinya Baik Banget...
Reaksi Asma Nadia Saat Cinta Di Ujung Sajadah Jadi Sinetron SCTV: Rindu Masih Sama, Tegar dan Pintar
“Karenanya saat ditawari pihak Ess Jay Production dengan judul original dan plot tidak diubah, saya sangat bahagia. Saya ingat betul ditelepon Pak Jimmy Lalwani saat di depan ka'bah,” kenangnya.
Advertisement
Laporan khas Showbiz Liputan6.com kali ini menghimpun 6 pengakuan Asma Nadia soal novel Cinta di Ujung Sajadah diangkat ke layar kaca menjadi sinetron SCTV unggulan. Apa saja?
1. Ditawari Saat di dekat Ka’bah
Dalam wawancara eksklusif via telepon, baru-baru ini, Asma Nadia mengenang momen dihubungi Jimmy Lalwani dari Ess Jay Production, membahas kemungkinan novel Cinta di Ujung Sajadah dijadikan sinetron harian di SCTV.
“Saya ditelepon Pak Jimmy saat di depan ka’bah. Beliau bilang tertarik dengan novel ini dan saya syok,” beri tahu penulis novel Surga Yang Tak Dirindukan. Bagi Asma Nadia, ini mimpi yang jadi kenyataan.
Advertisement
2. Ketika Eza Gionino Bergabung
Seperti diketahui, karakter Hafiz yang dimainkan Achmad Megantara silam di tengah cerita lalu tokoh ustaz Adi Saputra muncul. Tokoh ini dimainkan dengan apik oleh Eza Gionino.
Asma Nadia tak dapat menyembunyikan kebahagiaan saat mendengar kabar Eza Gionino bergabung. “Dengan Eza Gionino, kami saling follow di medsos. Saya sangat happy sampai mau terbang saat tahu dia bergabung dalam Cinta di Ujung Sajadah,” kata Asma Nadia.
3. Shipper Santun Bikin Happy
Dengan rating dan share menjulang, Asma Nadia mengaku tak kaget saat muncul shipper Rindu-Fauzan serta Rindu-Adi. Rindu diperankan Cut Syifa sementara Fauzan dibawakan Zikri Daulay. Rindu dan Fauzan dikisahkan telah cerai.
Adi diam-diam menyimpan cinta untuk Rindu. “Tiap pasangan dalam Cinta di Ujung Sajadah punya shipper sendiri. Happy banget dua shipper ini bersaing dengan santun. Tidak saling hujat dan menjelekkan,” Asma Nadia menyambung.
Advertisement
4. Termasuk Best Seller
Dari pemikiran Asma Nadia lahir banyak novel laris. Dua yang sangat terkenal yakni Surga Yang Tak Dirindukan dan Assalamualaikum Beijing. Keduanya telah diangkat ke layar lebar. Surga Yang tak Dirindukan bahkan jadi film Indonesia terlaris tahun 2015.
Bukan berarti Cinta di Ujung Sajadah kalah pamor. “Harus diakui, Cinta di Ujung Sajadah ini salah satu novel laris saya di samping Surga Yang Tak Dirindukan dan Assalamualaikum Beijing. Makanya saya bangga banget ketika dijadikan sineton,” akunya.
5. Bahagia Itu Bernama Cut Syifa
Terang-terangan Asma Nadia mengaku salah satu aktris favoritnya adalah Cut Syifa. Pernah ia berharap Cut Syifa membintangi sinetron Catatan Hati Seorang Istri. Sayang, kala itu tahun 2014, Cut Syifa belum berhijab. Kini, Cinta Di Ujung Sajadah diproduksi.
Sebenarnya, tokoh Rindu tak harus berhijab. “Dalam Cinta di Ujung Sajadah peran utamanya sebenarnya tidak berhijab tak masalah. Tapi, begitu saya dengar Cut Syifa yang akan main, oh saya dengan senang hati,” seru Asma Nadia.
Advertisement
6. Visual Buku dan Sinetron Beda
Dalam kesempatan itu, Asma Nadia mengingatkan penggemar bahwa buku dan televisi adalah dua medium berbeda. Karenanya, ia maklum jika point of view Cinta di Ujung Sajadah versi novel dan layar kaca tak sama. Namun, esensi dan semangatnya tetap selaras.
“Begini, kebutuhan novel dan buku itu beda. Jadi, saya paham jika pihak rumah produksi bertutur dengan point of view beda. Tapi semangatnya tetap sama. Pesan kebaikan yang disuarakan Cinta di Ujung Sajadah pun tetap tersampaikan,” Asma Nadia mengakhiri.