Sukses

Saham Tesla Ambles 14% Buntut Perselisihan Donald Trump-Elon Musk

Penurunan saham Tesla diiringi dengan pelemahan indeks saham utama di AS. S&P 500 mencatat penurunan hingga 0,53% dan ditutup pada 5.939,30, sementara Nasdaq Composite turun 0,83% dan ditutup pada 19.298,45.

Diperbarui 06 Jun 2025, 11:35 WIB Diterbitkan 06 Jun 2025, 11:35 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Saham Tesla anjlok 14% pada perdagangan hari Kamis (5/6/2025) waktu setempat, menyusul rencana Presiden AS Donald Trump untuk menarik kontrak pemerintah perusahaan-perusahaan milik CEO Elon Musk.

Melansir CNBC International, Jumat (6/6/2025) langkah tersebut membuat nilai pasar Tesla turun hingga USD 152 miliar (Rp2,4 kuadriliun) pukulan terbesar bagi kapitalisasi pasarnya, yang kini berada di bawah patokan USD 1 triliun dan ditutup pada hari Kamis di angka USD 916 miliar (Rp 14,8 kuadriliun).

Penurunan saham terjadi setelah Tesla mengalami kenaikan 22% pada Mei 2025 meskipun mencatat penjualan yang lemah, dengan Musk mengakhiri masa jabatannya sebagai kepala Departemen Efisiensi Pemerintahan Trump, atau DOGE.

Saham Tesla telah turun hampir 18% minggu ini karena Musk terus menentang RUU anggaran.

Secara tahunan, saham Tesla turun hampir 30% dan jauh dari level tertinggi USD 488,54 yang dicapai pada 18 Desember 2024 lalu.

“Saya memintanya untuk pergi, saya mencabut Mandat EV-nya yang memaksa semua orang untuk membeli mobil listrik yang tidak diinginkan orang lain (yang sudah dia tahu selama berbulan-bulan akan saya lakukan!),” tulis Trump di Truth Social.

“Elon dan saya memiliki hubungan yang baik. Saya tidak tahu apakah kami akan tetap seperti itu lagi,” kata Trump di Ruang Oval Gedung Putih.

Gerak Wall Street 

Penurunan saham Tesla diiringi dengan pelemahan tiga indeks saham utama di AS.

S&P 500 mencatat penurunan hingga 0,53% dan ditutup pada 5.939,30, sementara Nasdaq Composite turun 0,83% dan ditutup pada 19.298,45.

Adapun Dow Jones Industrial Average turun 108 poin, atau 0,25%, dan ditutup pada 42.319,74.

 

 

2 dari 2 halaman

Saham Microsoft Cetak Rekor dalam 11 Bulan

Sementara itu, saham Microsoft mencetak rekor kenaikan tertinggi untuk pertama kalinya dalam 11 bulan.

Saham raksasa perangkat lunak itu naik 0,8% hingga ditutup pada USD 467,68.

Microsoft sekali lagi merebut kembali urutan teratas di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar, dengan valuasi USD 3,48 triliun.

Adapun Nvidia yang dengan kapitalisasi pasar USD 3,42 triliun, dan Apple sebesar USD 3 triliun.

Microsoft terakhir kali mencatat rekor penutupan pada Juli 2024. Saham perusahaan teknologi itu telah naik 11% sama 2025, sementara Nasdaq datar.

Meski Microsoft mencatat rekor kenaikan, saham perusahaan teknologi AS secara umum turun pada hari Kamis, dipimpin oleh penurunan Tesla, menyusul perselisihan antara CEO Elon Musk dan Presiden Donald Trump.

OSZAR »