Liputan6.com, Sukabumi - Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sukabumi sampaikan rencana penempatan barak militer yang akan berlokasi di Kodim maupun Batalyon Infanteri 310, untuk menangani permasalahan siswa di tingkat SMP.
Pembahasan itu merupakan tindak lanjut dari kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang mengirim pelajar dengan perilaku menyimpang atau bermasalah ke barak militer.
Baca Juga
Sekretaris Disdik Kabupaten Sukabumi, Khusyairin mengatakan, rencana pengadaan barak militer di daerah ini tengah dibahas bersama unsur Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah).
Advertisement
“Forkopimda Kabupaten Sukabumi sedang berdiskusi bersama Dandim, Danyon 310, Kapolres, Bupati, dan Kepala Dinas Pendidikan untuk menindaklanjuti kebijakan ini. Kami sangat mendukung, karena kebijakan ini sangat membantu kami dalam membina anak-anak yang mengalami penyimpangan perilaku,” kata Khusyairin dalam keterangannya, Selasa (14/5/2025).
Menurutnya, istilah atau penyebutan siswa nakal tidak digunakan oleh Dinas Pendidikan. Sebab, anak-anak tersebut hanyalah menunjukkan perilaku yang menyimpang dan masih bisa dibina.
“Mereka bukan nakal, tapi sedang berada dalam fase mencari jati diri. Tugas kami adalah membimbing, bukan menghukum,” ujar dia.
Pihaknya menilai bahwa kebijakan ini menjadi pelengkap upaya pembinaan karakter yang selama ini dilakukan oleh pihak sekolah. Sebab, dalam banyak kasus, tindakan tegas dari sekolah sering disalah arti sebagai kekerasan, padahal itu bagian dari metode pendidikan.
“Kalau kita lihat dari pelaksanaan program serupa di Purwakarta, semuanya positif. Maka tak ada salahnya jika kita mencoba mengimplementasikannya juga di Kabupaten Sukabumi,” tuturnya.
40 Siswa SMP Tercatat Bermasalah Hukum
Masih kata Khusaerin, berdasarkan data sementara, kini terdapat 40 siswa SMP di Kabupaten Sukabumi yang masuk dalam kategori kenakalan remaja.
Mereka terlibat dalam berbagai masalah hukum, mulai dari tawuran, terlibat geng motor, sering bolos sekolah, dan perilaku menyimpang lainnya. Namun, hingga kini baru 10 siswa yang sudah mendapatkan izin dari orang tua untuk mengikuti program tersebut.
“Kami tetap memerlukan izin orangtua. Banyak yang belum paham bahwa barak militer ini bukan tempat untuk pelatihan militer, tapi lebih ke pendidikan kedisiplinan. Ini yang harus terus kami sosialisasikan,” terang dia.
Adapun waktu pelaksanaannya, pihaknya mengaku masih menunggu keputusan final dari Forkopimda. Nantinya, para siswa ini akan ditempatkan di barak militer yang ada di wilayah Sukabumi, baik di Kodim maupun di Batalyon Infanteri 310.
“Kapan dan di mana tempatnya, kami belum bisa pastikan. Yang jelas, ini masih dalam tahap pembahasan,” tutupnya.
Advertisement