Liputan6.com, Jakarta Penyakit ain adalah gangguan yang diyakini berasal dari pandangan mata yang disertai rasa iri atau kagum berlebihan. Dalam Islam, ain dianggap nyata dan bisa berdampak buruk pada kondisi fisik maupun batin seseorang.
Gejala penyakit ain bisa muncul tanpa sebab jelas, seperti lemas, sakit kepala, atau suasana hati yang tidak stabil. Sulit dideteksi secara medis, pengobatannya banyak dilakukan dengan doa dan ruqyah syar’iyyah.
Untuk mencegah penyakit ain, umat Muslim dianjurkan membaca doa perlindungan dan tidak berlebihan dalam memamerkan nikmat. Menyebut nama Allah saat mengagumi sesuatu juga bisa menjadi bentuk pencegahan.
Advertisement
Berikut Liputan6.com merangkum dari berbagai sumber tentang penyakit ain, Selasa (1/7/2025).
Dante Valreand bacakan doa sebelum tidur.
Penyebab Penyakit Ain dalam Islam
Menurut Farida (2021) sebagaimana dikutip dalam kajian yang dipublikasikan di Jurnal Riset Agama Volume 1, Nomor 2 (Agustus 2021), penyakit ain adalah suatu penyakit yang bukan seperti penyakit fisik maupun rohani yang biasa diketahui oleh masyarakat, tetapi langsung memberi perubahan terhadap fisik seseorang tanpa disadari oleh seseorang yang terkena penyakit tersebut.
Masih dari sumber jurnal yang sama, penyakit ain ini sangat berbahaya karena kemunculannya tidak disadari, akan tetapi dampak paling buruknya adalah sampai mengakibatkan kematian bagi korbannya.
Mengutip kajian yang dipublikasikan di Jurnal An-Nur Volume 10, Nomor 2, Desember 2021, Ibnu Qayim menjelaskan ‘ain yaitu, panah yang keluar dari jiwa hasid dan pelaku ‘ain yang tertuju pada orang yang di dengki (mahsud atau ma’in), yang adakalanya menimpanya, dan adakalanya tidak mengenainya.
'Ain menurut fatwa al-Lajnah ad Daimah yaitu, ‘ain berasal dari kekaguman orang yang melihat sesuatu, lalu diikuti oleh respon jiwa yang negatif, lalu jiwa tersebut menggunakan media pandangan mata untuk menyalurkan racun kepada yang dipandang tersebut
Penyakit ain merupakan gangguan yang diyakini timbul akibat pandangan mata yang disertai dengan energi negatif. Dalam ajaran Islam, ain bukan sekadar persoalan emosional, tetapi juga dapat memberikan dampak nyata terhadap kondisi fisik dan psikis seseorang. Ada beberapa faktor utama yang menjadi penyebab munculnya penyakit ini:
1. Iri dan dengki (hasad)
Perasaan hasad terhadap kelebihan, kesuksesan, atau kebahagiaan orang lain dapat memunculkan energi negatif yang keluar melalui tatapan. Pandangan yang dilandasi kecemburuan seperti ini diyakini mampu melukai orang yang menjadi objeknya, baik secara spiritual maupun jasmani.
2. Kekaguman berlebihan tanpa menyebut nama Allah
Takjub terhadap sesuatu yang luar biasa, seperti kecantikan, kepandaian, atau kemewahan, jika tidak disertai dzikir seperti "MasyaAllah" atau "Subhanallah", bisa menjadi penyebab ain. Pandangan yang penuh kekaguman namun tanpa pengingat kepada Allah SWT bisa berubah menjadi gangguan yang tidak disadari.
3. Pandangan disertai niat buruk
Ain juga dapat timbul dari orang-orang yang menyimpan kebencian, kemunafikan, atau niat jahat dalam hati. Tatapan dari orang seperti ini, meskipun tampak biasa di permukaan, dapat membawa efek negatif kepada targetnya.
Advertisement
Gejala Penyakit Ain
Mengutip buku berjudul Menuju Jalan Allah oleh Putri Syajah dijelaskan penyakit ain bukanlah penyakit yang modern. Penyakit ini sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW dulu. Bahkan banyak hadist yang membahas tentang bahaya penyakit ain. Bahkan Rasulullah SAW menjelaskan mengenai bahaya yang disebabkan penyakit ain.
Sabda Rasulullah: "Kebanyakan yang mati pada umatku setelah qadha dan qadarnya Allah adalah karena pengaruh pandangan mata jahat." (HR. Bukhari).
Pernah diceritakan oleh Ibnu Atsir Rahimahullah, bahwa "Dikatakan bahwa fulan terkena ain, yaitu apabila musuh atau orang-orang dengki memandangnya lalu pandangan itu memengaruhinya hingga menyebabkannya jatuh sakit." (An-Nihayah).
Gejala penyakit ain dapat bervariasi pada setiap individu dan sering kali menyerupai keluhan medis pada umumnya. Hal ini membuat deteksi penyakit ain tidak selalu mudah, terutama karena gejalanya bisa tumpang tindih dengan berbagai kondisi fisik dan psikologis. Oleh karena itu, penting untuk memahami beberapa ciri umum yang sering dikaitkan dengan gangguan ini.
1. Gejala Fisik
Penderita penyakit ain sering mengalami keluhan seperti sakit kepala berpindah-pindah tanpa sebab yang jelas, wajah tampak pucat, keringat berlebihan, penurunan nafsu makan, kesemutan atau mati rasa, denyut jantung yang tidak teratur, serta perubahan fisik yang tiba-tiba dan sulit dijelaskan secara medis.
2. Gejala Psikologis
Secara emosional, orang yang terkena ain dapat menunjukkan gejala kecemasan berlebih, perubahan suasana hati yang drastis, depresi, rasa takut atau curiga tanpa alasan (paranoia), sulit tidur, mudah panik atau terkejut, kehilangan konsentrasi, hingga perubahan perilaku yang mendadak dan tidak biasa.
3. Gejala Lain
Beberapa gejala tambahan yang juga kerap muncul adalah bersendawa terus-menerus ketika mendengarkan atau membaca Al-Qur’an, serta mimpi-mimpi yang menyeramkan seperti melihat mayat atau berada di pemakaman.
Cara Mencegah Penyakit Ain Sesuai Ajaran Islam
Dalam ajaran Islam, penyakit ain diyakini sebagai gangguan yang nyata dan dapat menimpa siapa saja. Oleh karena itu, Islam memberikan tuntunan yang jelas dalam upaya pencegahan terhadap penyakit ini. Pencegahan tidak hanya bersifat spiritual, tetapi juga menyangkut sikap batin dan etika dalam kehidupan sosial sehari-hari.
1. Berdoa dan berdzikir secara rutin
Salah satu cara paling utama untuk mencegah penyakit ain adalah dengan memperbanyak doa dan dzikir. Membaca ayat-ayat perlindungan seperti Ayat Kursi, Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas setiap pagi dan sore merupakan amalan yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Ayat-ayat tersebut berfungsi sebagai perisai dari gangguan jin, sihir, dan ain.
2. Mendoakan kebaikan saat melihat hal menakjubkan
Saat melihat seseorang yang memiliki kelebihan, harta, kecantikan, atau kesuksesan, hendaknya seorang Muslim mengucapkan kalimat seperti “MasyaAllah” atau “Barakallahu fiik”. Kalimat-kalimat ini tidak hanya menunjukkan kekaguman yang positif, tetapi juga menghindari dampak pandangan mata yang dapat menjadi sumber penyakit ain.
3. Menjaga kebersihan hati
Islam sangat menekankan pentingnya menjauhkan diri dari sifat iri, dengki, dan hasad. Menjaga hati agar tetap bersih dari kebencian serta membiasakan diri untuk bersyukur dan ridha terhadap ketetapan Allah SWT akan mencegah kita menjadi penyebab munculnya ain bagi orang lain.
4. Menghindari pandangan negatif dan menjaga etika sosial
Era media sosial, memamerkan secara berlebihan hal-hal yang kita miliki tanpa niat baik dapat memicu perasaan iri dari orang lain. Oleh karena itu, menjaga kesederhanaan dalam berbagi dan menahan diri dari berlebihan dalam menampilkan kenikmatan hidup juga termasuk bentuk perlindungan diri dari ain.
Advertisement
Cara Mengatasi Penyakit Ain dalam Islam
Jika seseorang diyakini terkena penyakit ain, Islam menyediakan berbagai metode penyembuhan yang bersifat spiritual dan sesuai dengan tuntunan syariat. Penanganan penyakit ini tidak hanya mengandalkan ikhtiar lahiriah, tetapi juga membutuhkan pendekatan ruhani yang kuat, serta keimanan yang kokoh terhadap pertolongan Allah SWT. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit ain:
1. Ruqyah Syar’iyyah
Ruqyah adalah proses pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an dan doa-doa dari sunnah yang bertujuan untuk menyembuhkan penyakit fisik maupun nonfisik. Ruqyah syar’iyyah dilakukan sesuai ajaran Islam, tanpa unsur syirik atau praktik menyimpang, dan sebaiknya dibacakan oleh orang yang ahli serta memahami adab dan etika ruqyah.
2. Mandi dengan air ruqyah
Salah satu metode yang disarankan dalam beberapa riwayat adalah mandi menggunakan air yang telah dibacakan ayat-ayat Al-Qur’an, terutama surat Al-Fatihah, Al-Baqarah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas. Mandi ruqyah diyakini dapat membersihkan gangguan energi negatif dari tubuh.
3. Penggunaan bahan alami yang diberkahi
Minyak zaitun dan habbatussauda (jinten hitam) disebut dalam hadits sebagai makanan yang penuh berkah. Penggunaannya sebagai media pengobatan penyakit ain dapat dikombinasikan dengan doa atau bacaan ruqyah agar memperoleh manfaat maksimal secara spiritual dan fisik.
4. Bertawakal dan bersabar kepada Allah SWT
Sikap pasrah, ikhlas, dan bersabar adalah bagian penting dari proses penyembuhan. Memperbanyak istighfar, dzikir, dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT menjadi bekal utama agar seseorang dapat melewati ujian ini dengan kekuatan iman dan hati yang tenang.
5. Meminta mandi dari orang yang diduga menyebabkan ain
Berdasarkan salah satu riwayat shahih, Rasulullah SAW pernah memerintahkan seseorang yang menyebabkan ain untuk mandi, lalu air mandinya digunakan untuk menyiram orang yang terkena ain. Cara ini bisa dilakukan jika pelaku diketahui dan bersedia melakukannya demi kesembuhan saudaranya.
Q & A Seputar Topik
Apa itu penyakit ain menurut Islam?
Penyakit ain adalah gangguan yang diyakini berasal dari pandangan mata yang disertai dengan perasaan iri, dengki, atau kekaguman yang berlebihan, yang kemudian memicu dampak negatif secara fisik maupun psikis terhadap seseorang. Rasulullah SAW bersabda, “Ain itu benar adanya...” (HR. Muslim), menegaskan bahwa penyakit ini bukan mitos.
Apa saja penyebab utama penyakit ain?
Penyakit ain bisa timbul karena:
- Iri dan dengki terhadap nikmat orang lain.
- Kekaguman berlebihan tanpa menyebut nama Allah.
- Pandangan dengan niat buruk atau hati yang dipenuhi kebencian.
- Ketiga hal tersebut dapat memancarkan energi negatif yang memengaruhi orang lain melalui tatapan mata.
Apa gejala yang biasanya muncul pada penderita penyakit ain?
Gejalanya bervariasi, di antaranya:
- Fisik: Sakit kepala berpindah, lemas, wajah pucat, jantung berdebar, atau hilang nafsu makan.
- Psikis: Cemas berlebih, depresi, mudah marah, sulit tidur, dan kehilangan fokus.
- Lain-lain: Bersendawa terus saat mendengar Al-Qur’an atau mengalami mimpi buruk berulang.
Bagaimana cara mencegah penyakit ain menurut ajaran Islam?
Pencegahannya antara lain:
- Membaca dzikir pagi dan sore, seperti Ayat Kursi, Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas.
- Mengucapkan "MasyaAllah" atau "Barakallah" saat melihat hal menakjubkan.
- Menjaga hati dari iri dan dengki serta memperkuat rasa syukur.
- Tidak berlebihan dalam memamerkan nikmat, terutama di media sosial.
Apa yang bisa dilakukan jika terkena penyakit ain?
Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah:
- Ruqyah syar’iyyah secara mandiri atau dengan bantuan ahli ruqyah.
- Mandi dengan air ruqyah, atau menggunakan minyak zaitun/habbatussauda yang telah dibacakan doa.
- Bertawakal kepada Allah, memperbanyak ibadah dan memohon perlindungan-Nya.
- Jika diketahui, meminta orang yang menyebabkan ain untuk mandi dan menggunakan air bekas mandinya (berdasarkan riwayat shahih).
Advertisement