Sukses

Nyamuk Lebih Mematikan dari Hewan Buas, 1.400 Orang Meninggal karena DBD

Wamenkes Dante sebut meski tampak sepele tapi gigitan nyamuk bisa mematikan. Tahun lalu, di Indonesia ada 1.400 yang meninggal akibat DBD.

Diperbarui 27 Mei 2025, 08:26 WIB Diterbitkan 27 Mei 2025, 08:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri Kesehatan RI, Profesor Dante Saksono Harbuwono mengingatkan agar waspada terhadap nyamuk. Meski ukurannya kecil, nyamuk adalah vektor penyakit yang mematikan.

“Bukan hewan buas yang menjadi penyebab kematian terbanyak, melainkan nyamuk," kata Dante.

Gigitan nyamuk yang tampaknya sepele yakni kecil dan tak menyakitkan tapi bisa membuat orang meninggal. Pada 2024, lebih dari 1.400 orang meninggal karena demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia. Lalu pada tahun ini, hingga Mei 2025, Kementerian Kesehatan mencatat lebih dari 56.000 kasus DBD dan 250 kematian. 

Penyakit dengue masih menjadi ancaman global dengan lebih dari 3,9 miliar orang di dunia berisiko terinfeksi termasuk Indonesia salah satunya.

“Indonesia termasuk salah satu negara dengan jumlah kasus tertinggi, bersama Brasil, Kolombia, Meksiko, Peru, dan Vietnam,” kata Dante.

Menuju Bebas Kematian Akibat Dengue di 2030

Pemerintah, lanjut Prof. Dante, menargetkan zero dengue death pada 2030. Berbagai upaya upaya dilakukan, mulai dari program satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik), fogging, inovasi nyamuk Wolbachia, hingga pengembangan vaksin dengue.

Dante juga mengucap perlu kerja asama dengan berbagai pihak termasuk pengambil kebijakan untuk bisa mencapai nol kematian akibat dengue di 2030.

“Namun semua ini tidak akan berhasil tanpa dukungan lintas sektor, termasuk peran aktif DPR RI dan masyarakat,” kata Dante saat bertemu dengan anggota DPR RI dalam High Level Meeting Koalisi Bersama (Kobar) Lawan Dengue di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin, 26 Mei 2025.

 

 

2 dari 3 halaman

Strategi Nasional Pengendalian Dengue Dalam Bentuk Nyata

Anggota Komisi IX DPR RI, Edy Wuryanto, juga menekankan bahwa dengue bukanlah isu baru, namun masih menjadi persoalan yang berulang. Ia mengatakan DPR RI siap menjadi penghubung antara aspirasi rakyat dan pengambilan kebijakan di sektor kesehatan.

“Politik kesehatan diperlukan untuk mendorong pendanaan, edukasi, serta penguatan upaya vaksinasi dan sistem data yang terintegrasi,” kata Edy.

Edy juga mengatakan strategi nasional pengendalian dengue harus diwujudkan dalam aksi nyata, mulai dari pengendalian vektor, deteksi dini, pengobatan, hingga pemanfaatan inovasi teknologi seperti Wolbachia dan insektisida ramah lingkungan. Gerakan 3M Plus (menguras, menutup, mendaur ulang, dan upaya tambahan lainnya) harus menjadi kebijakan kolektif yang terus digalakkan secara masif oleh semua pihak, termasuk DPR.

3 dari 3 halaman

Tentang Penyakit Akibat Gigitan Nyamuk

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang ditularkan oleh gigitan nyamuk jenis Aedes aegypti. 

Ketika nyamuk tersebut menggigit manusia, nyamuk yang mengandung virus  dengue masuk ke dalam tubuh manusia. Nyamuk Aedes aegypti umumnya berukuran kecil dengan tubuh berwarna hitam pekat, memiliki dua garis vertikal putih di punggung dan garis-garis putih horizontal pada kaki.

Malaria

Selain DBD, penyakit yang dapat ditularkan oleh gigitan nyamuk berikutnya adalah malaria. Parasit penyebab malaria ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina, yang biasanya menggigit pada waktu senja hingga fajar.

Penyakit ini memiliki angka kematian yang cukup tinggi terutama pada kelompok bayi, anak balita, dan ibu hamil. 

Chikungunya

Karakteristik infeksi chikungunya mirip dengan DBD seperti demam mendadak, menggigil, mual, sakit kepala, dan bintik-bintik kemerahan pada kulit, namun ditambah keluhan spesifik nyeri sendi terutama sendi siku, lutut, pergelangan tangan dan kaki, serta nyeri otot yang berlangsung sekitar satu minggu.

Zika

Penyakit yang dapat ditularkan oleh gigitan nyamuk selanjutnya adalah virus zika, yang sempat menggemparkan. Hanya 1 dari 5 orang yang terinfeksi Zika menunjukkan gejala, antara lain demam, kulit berbintik merah, sakit kepala, nyeri sendi, nyeri otot, sakit kepala, kelemahan, dan terjadi peradangan konjungtiva.

Kaki Gajah

Penyakit kaki gajah atau filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh tiga spesies cacing filaria seperti Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori, yang ditularkan oleh semua jenis nyamuk seperti Culex, Anopheles, Mansonia, dan Aedes. Gejala penyakit ini berupa demam, radang dan pembengkakan kelenjar getah bening, hingga pembesaran tungkai, lengan, buah dada, dan buah zakar yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas.

OSZAR »